Menguntungkan, Bercocok Tanam Sayuran
Sukau,WL-Petani di Kabupaten Lambar semakin banyak menggeluti usaha bercocok-tanam sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Masa panen atau musim sayur-sayuran berbeda dengan masa panen kopi. Dimana petani sayuran sistem musimnya tiga
bulan hingga empat bulan sekali.
Sedangkan petani kopi harus menunggu selama satu tahun. Perbedaannya, petani sayuran mayoritas memiliki modal yang lebih
banyak untuk mengurus kebunnya dibandingkan petani kopi.
Harto, salah seorang petani sayur yang mengkhususkan diri bertanam wortel di Pekon Hanakau Kecamatan Sukau ini, mengatakan
dirinya menggeluti pekerjaan tersebut baru beberapa tahun. Kendalanya, dari segi modal dan pemasaran yang kerap
berfluktuatif bahkan menurun.
“Kita beruntung saat panen bulan ini karena harga wortelnya naik. Jika sebelumnya Rp1.500/Kg kini menjadi Rp2.000/Kg,” ujar
Harto, Rabu (4/4).
Terpisah, Subari pemilik kios penampung berbagai macam sayuran mengatakan, dalam melakukan pembelian ke petani itu
berdasarkan harga yang berada di pasaran saat itu.
Kata dia, harga wortel saat ini mengalami kenaikan sampai Rp2.000/Kg, sementara terung turun hingga Rp1.300/Kg. Begitu juga
dengan harga cabai turun dratis. “Panen kali ini tidak mengalami kegagalan terlihat dari banyaknya hasil yang dijual,”
imbuhnya.
Masih kata dia, sayuran yang ditampung dari petani itu kembali dijual oleh pihaknya ke luar daerah, seperti Baturaja
Provinsi Sumatera Selatan dan Bandarjaya Kabupaten Lampung Tengah, karena harga jualnya relatif stabil.
“Kita menampung hasil bumi lainnya seperti ubi jalar,” tutup Sobari. (san)
sehari-hari. Masa panen atau musim sayur-sayuran berbeda dengan masa panen kopi. Dimana petani sayuran sistem musimnya tiga
bulan hingga empat bulan sekali.
Sedangkan petani kopi harus menunggu selama satu tahun. Perbedaannya, petani sayuran mayoritas memiliki modal yang lebih
banyak untuk mengurus kebunnya dibandingkan petani kopi.
Harto, salah seorang petani sayur yang mengkhususkan diri bertanam wortel di Pekon Hanakau Kecamatan Sukau ini, mengatakan
dirinya menggeluti pekerjaan tersebut baru beberapa tahun. Kendalanya, dari segi modal dan pemasaran yang kerap
berfluktuatif bahkan menurun.
“Kita beruntung saat panen bulan ini karena harga wortelnya naik. Jika sebelumnya Rp1.500/Kg kini menjadi Rp2.000/Kg,” ujar
Harto, Rabu (4/4).
Terpisah, Subari pemilik kios penampung berbagai macam sayuran mengatakan, dalam melakukan pembelian ke petani itu
berdasarkan harga yang berada di pasaran saat itu.
Kata dia, harga wortel saat ini mengalami kenaikan sampai Rp2.000/Kg, sementara terung turun hingga Rp1.300/Kg. Begitu juga
dengan harga cabai turun dratis. “Panen kali ini tidak mengalami kegagalan terlihat dari banyaknya hasil yang dijual,”
imbuhnya.
Masih kata dia, sayuran yang ditampung dari petani itu kembali dijual oleh pihaknya ke luar daerah, seperti Baturaja
Provinsi Sumatera Selatan dan Bandarjaya Kabupaten Lampung Tengah, karena harga jualnya relatif stabil.
“Kita menampung hasil bumi lainnya seperti ubi jalar,” tutup Sobari. (san)
Tidak ada komentar