Peratin Ajak Galakkan Ronda Malam
Pagardewa, WL-Sebagian besar warga di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), adalah petani kopi dan palawija dengan penghasilan
yang didapat setiap kali panen tidak sedikit. Hal tersebut juga mengundang perhatian oknum yang tidak bertangung jawab untuk
beraksi.
Terlebih saat ini petani kopi mulai memasuki masa panen yang digelar satu kali setahun dengan harga jual Rp17ribu /Kg, jika
dilihat dari hasil panen tahun yang lalu hasil ditahun ini lebik baik dan harga jual lebih tinggi.
Demikian dikatakan Peratin Pekon Basungan Kecamatan Pagardewa Lambar, Wudiyanto, kepada Warta Lambar, Senin (2/4), setiap
bulan April warga yang mayoritas bebagai petani kopi mulai panen hingga tiga bulan kedepan.
Mengingat jarak lahan perkebunan kopi dan rumah rata-rata cukup jauh akibatnya saat hasil panen dijemur terpaksa ditingal
tanpa pengawasan penuh, hal terasebut peluang oknum yang tidak bertanggung jawab dan merugikan orang lain cukup besar untuk
beraksi terlebih dimalam hari.
Untuk memperkecil ruang gerak pelaku perangkat pekon mengajak seluruh warga untuk menjaga harta benda masing-masing, selain
menjaga harta benda perangkat pekon juga mengajak seluruh warga yang ada disetiap pemangku untuk menggelar ronda malam
terutama pada titik yang diduga rawan.
Mengingat ditahun yang lalu kerugian yang dialami warga akibat ulah para oknum yang tidak bertanggung jawab tidak sedikit,
kerugian tersebut terjadi akibat buah kopi yang dijemur dan tidak diawasi gigondol kawanan maling.
Masih kata dia, untuk mencegah kerugian terualang kembali akibat hasil panen digondol maling selain digelarnya ronda malam
juga dilakukan patroli setiap 30menit sekali. Hal tersebut bertujuan setiap warga yang tengah beristirahat setelah seharian
bekerja tidak was-was disaat meninggalkan hasil pertanian yang ada dipekarangan rumah, tidak lupa perangkat pekon juga
menghimbau jika ada warga yang mencurigai atau menemukan pelaku yang hendak menggelar aksinya diharapkan tidak gegabah
mengambil keputusan sepihak. “Diharapkan dengan digelarnya ronda malam, celah pelaku pencurian terutama yang berbuat dimalam
hari makin sempit,” terangnya.
Warga setempat Suhairi menambahkan, musim panen kopi ditahun yang lalu pelaku pencurian jemuran acap kali beraksi dengan
lokasi berpindah-pindah. Akibatnya beberapa warga yang kehilangan jemurannya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah,
ironisnya pencuriam terjadi disaat warga terlelab tidur setelah seharian bekerja dikebun. “Dengan diberlakukannya ronda
malam seluruh warga menyambut baik, dengan catatan yang mengikuti ronda malan tampa terkecuali baik perangkat pekon maupun
yang lain,” pungkasnya. (rom)
yang didapat setiap kali panen tidak sedikit. Hal tersebut juga mengundang perhatian oknum yang tidak bertangung jawab untuk
beraksi.
Terlebih saat ini petani kopi mulai memasuki masa panen yang digelar satu kali setahun dengan harga jual Rp17ribu /Kg, jika
dilihat dari hasil panen tahun yang lalu hasil ditahun ini lebik baik dan harga jual lebih tinggi.
Demikian dikatakan Peratin Pekon Basungan Kecamatan Pagardewa Lambar, Wudiyanto, kepada Warta Lambar, Senin (2/4), setiap
bulan April warga yang mayoritas bebagai petani kopi mulai panen hingga tiga bulan kedepan.
Mengingat jarak lahan perkebunan kopi dan rumah rata-rata cukup jauh akibatnya saat hasil panen dijemur terpaksa ditingal
tanpa pengawasan penuh, hal terasebut peluang oknum yang tidak bertanggung jawab dan merugikan orang lain cukup besar untuk
beraksi terlebih dimalam hari.
Untuk memperkecil ruang gerak pelaku perangkat pekon mengajak seluruh warga untuk menjaga harta benda masing-masing, selain
menjaga harta benda perangkat pekon juga mengajak seluruh warga yang ada disetiap pemangku untuk menggelar ronda malam
terutama pada titik yang diduga rawan.
Mengingat ditahun yang lalu kerugian yang dialami warga akibat ulah para oknum yang tidak bertanggung jawab tidak sedikit,
kerugian tersebut terjadi akibat buah kopi yang dijemur dan tidak diawasi gigondol kawanan maling.
Masih kata dia, untuk mencegah kerugian terualang kembali akibat hasil panen digondol maling selain digelarnya ronda malam
juga dilakukan patroli setiap 30menit sekali. Hal tersebut bertujuan setiap warga yang tengah beristirahat setelah seharian
bekerja tidak was-was disaat meninggalkan hasil pertanian yang ada dipekarangan rumah, tidak lupa perangkat pekon juga
menghimbau jika ada warga yang mencurigai atau menemukan pelaku yang hendak menggelar aksinya diharapkan tidak gegabah
mengambil keputusan sepihak. “Diharapkan dengan digelarnya ronda malam, celah pelaku pencurian terutama yang berbuat dimalam
hari makin sempit,” terangnya.
Warga setempat Suhairi menambahkan, musim panen kopi ditahun yang lalu pelaku pencurian jemuran acap kali beraksi dengan
lokasi berpindah-pindah. Akibatnya beberapa warga yang kehilangan jemurannya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah,
ironisnya pencuriam terjadi disaat warga terlelab tidur setelah seharian bekerja dikebun. “Dengan diberlakukannya ronda
malam seluruh warga menyambut baik, dengan catatan yang mengikuti ronda malan tampa terkecuali baik perangkat pekon maupun
yang lain,” pungkasnya. (rom)
Tidak ada komentar