Usul Perbaikan Jalan tak Direspons
Sukau, WL-Meski keluhkan warga akan kerusakan jalan alternatif yang menghubungkan Pekon Waytanding-Talangjawa Kecamatan Sukau
Kabupaten Lampung Barat (Lambar) telah berkali-kali disampaikan, namun hingga kini belum ada respons dari instansi terkait
memperbaikinya.
Pantauan Warta Lambar di lapangan, kondisi jalan yang rusak parah tersebut ternyata merupakan satu-satunya akses yang
selalu digunakan penduduk beraktivitas sehari-hari. Penduduk yang mayoritas sebagai petani ternyata merasa terhambat dengan
kondisi jalan yang rusak parah itu, terutama ketika hendak mendistribusikan hasil bumi dari wilayahnya.
Warga setempat yang juga petani kopi, Oman, ketika dimintai keterangannya Rabu (4/4), mengaku kewalahan apabila harus
membawa beban berat saat melintasi jalur tersebut. Terlebih di beberapa titik merupakan tebing terjal yang susah dilalui
kendaraan. ”Setiap hari jalan ini kami lalui untuk mengangkut hasil bumi, meskipun kondisinya rusak parah,” terangnya.
Menurutnya ketika melintas di jalan tersebut tidak jarang pengemudi motor terjatuh karena jalan licin. “Apalagi saat turun
hujan, jalan menjadi becek dan licin,” tambahnya.
Dia menuturkan, meski telah beberpa kali warga Waytanding terus mendesak pemkab memperbaiki jalan itu, namun nyatanya
dianggap angin lalu saja, dengan kata lain pemkab lamban menerima masukan dan keluhan dari masyarakat. Semestinya pemkab
mensurvei wilayah tersebut, karena selain jalan juga terdapat juga jembatan yang hanya terbuat dari kayu dan dipastikan
tidak mampu menahan beban berat.
Dia berharap instansi terkait sedikit banyak mendengarkan keluhan masyarakat, dan setidaknya mengecek langsung apakah
keluhan tersebut benar atau tidak. Karena selama ini masyarakat membutuhkan perbaikan prasarana transportasi untuk
mendistribusikan hasil bumi dari wilayah itu. (san)
Kabupaten Lampung Barat (Lambar) telah berkali-kali disampaikan, namun hingga kini belum ada respons dari instansi terkait
memperbaikinya.
Pantauan Warta Lambar di lapangan, kondisi jalan yang rusak parah tersebut ternyata merupakan satu-satunya akses yang
selalu digunakan penduduk beraktivitas sehari-hari. Penduduk yang mayoritas sebagai petani ternyata merasa terhambat dengan
kondisi jalan yang rusak parah itu, terutama ketika hendak mendistribusikan hasil bumi dari wilayahnya.
Warga setempat yang juga petani kopi, Oman, ketika dimintai keterangannya Rabu (4/4), mengaku kewalahan apabila harus
membawa beban berat saat melintasi jalur tersebut. Terlebih di beberapa titik merupakan tebing terjal yang susah dilalui
kendaraan. ”Setiap hari jalan ini kami lalui untuk mengangkut hasil bumi, meskipun kondisinya rusak parah,” terangnya.
Menurutnya ketika melintas di jalan tersebut tidak jarang pengemudi motor terjatuh karena jalan licin. “Apalagi saat turun
hujan, jalan menjadi becek dan licin,” tambahnya.
Dia menuturkan, meski telah beberpa kali warga Waytanding terus mendesak pemkab memperbaiki jalan itu, namun nyatanya
dianggap angin lalu saja, dengan kata lain pemkab lamban menerima masukan dan keluhan dari masyarakat. Semestinya pemkab
mensurvei wilayah tersebut, karena selain jalan juga terdapat juga jembatan yang hanya terbuat dari kayu dan dipastikan
tidak mampu menahan beban berat.
Dia berharap instansi terkait sedikit banyak mendengarkan keluhan masyarakat, dan setidaknya mengecek langsung apakah
keluhan tersebut benar atau tidak. Karena selama ini masyarakat membutuhkan perbaikan prasarana transportasi untuk
mendistribusikan hasil bumi dari wilayah itu. (san)
Tidak ada komentar