Villa KCMU Diduga Dibakar
Bengkunatbelimbing, WL-Satu unit villa milik PT. Karya Canggih Mandiri Utama (KCMU) di Kecamatan Bengkunat Kabupaten Lampung
Barat (Lambar), Selasa (3/4) sekitar pukul 17.30, rata dengan tanah akibat dilalap Si Jago Merah. Spekulasi bermunculan:
villa tersebut dibakar pihak tertentu. Sementara pihak petani yang tengah bersengketa lahan dengan KCMU berasumsi jika ada
pihak yang sengaja menyudutkan petani, seolah-olah villa dimaksud dibakar petani yang kini tengah berseteru dengan KCMU.
Manajer Kebun KCMU Lalu Mardana, kepada Warta Lambar, Rabu (4/4), mengatakan satu unit villa berukuran 36M X 12M yang
terbuat dari kayu habis dilalap api. Villa yang berisi lemari, peralatan tidur, kulkas, dan sofa, semuanya jadi arang.
Menurut Lalu, kejadian tersebut cukup cepat. Tidak ada yang melihat langsung kejadian kecuali penjaga villa yang hanya satu
orang. Kini, pihaknya telah melaporkan hal itu ke Polsek Bengkunat dan beberapa anggota polsek langsung melakukan olah
Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan. Pihak KCMU belum mengetahui penyebab kebakaran, namun ada
indikasi kebakaran akibat ulah pihak yang kontra dengan perusahaan.
Lalu berharap kepolisian melakukan penyelidikan dengan seksama agar penyebabnya dapat segera diketahui.
“Kuat dugaan villa tersebut sengaja dibakar bukan murni kecelakaan. Mengingat di dalam villa listrik tidak dinyalakan.
Artinya, di dalam villa tidak ada sedikitpun sumber api yang dapat menyebabkan kebakaran yang sedemikian besarnya,” ungkap
Lalu.
Dihubungi terpisah, salah seorang petani sawit yang saling klaim lahan dengan KCMU, Suparto—akrab disapa Nono—menandaskan,
Selasa (3/4) sekitar pukul 14.00 massa yang terdiri atas petani berjumlah sekitar 400-an bermaksud mendatangi mapolres
setempat guna meminta agar proses penyelidikan terhadap enam tersangka yang dituduh mencuri tandan buah segar (TBS)
dihentikan. Namun, aksi tersebut urung dlakukan. Malam harinya, terjadi kebakaran villa dimaksud.
Menurut Nono isu yang berkembang villa tersebut dibakar petani yang kontra dengan KCMU. Dia menilai, ada pihak-pihak
tertentu yang sengaja memperkeruh masalah pihaknya dengan KCMU memanfaatkan momen aksi yang urung digelar massa dengan
membakar villa. “Ada upaya pihak tertentu menyudutkan petani,” ujar Nono.
Terpisah, Camat Drs. H.M. Nizom, M.M., mengatakan jika pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab kebakaran karena
masih dalam penyelidikan polsek setempat. Nizom juga menjelaskan akibat kebakaran tersebut diperkirakan kerugian yang
dialami mencapai Rp200 juta, meski demikian beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. “Penyebab kebakaran
belum dapat dipastikan,” ungkap Nizom.
Kasubbag Humas Polres AKP Zulkarnain membenarkan jika villa milik KCMU terbakar. Sebab sambung Bang Zul—sapaan
Zulkarnain—Kapolres AKBP Tatar Nugroho didampingi Kasat Reskrim AKP Doni Hendri Dunand langsung menuju locus. “Ya (terbakar,
red). Semalam pak kapolres langsung meninjau TKP,” kata Bang Zul.
Sementara itu, Kapolsek Bengkunat AKP Allagan menegaskan jika pihaknya kini terus melakukan penyelidikan penyebab kebakaran
tersebut. “Kami masih lidik,” kata Allagan. (nov/esa)
Barat (Lambar), Selasa (3/4) sekitar pukul 17.30, rata dengan tanah akibat dilalap Si Jago Merah. Spekulasi bermunculan:
villa tersebut dibakar pihak tertentu. Sementara pihak petani yang tengah bersengketa lahan dengan KCMU berasumsi jika ada
pihak yang sengaja menyudutkan petani, seolah-olah villa dimaksud dibakar petani yang kini tengah berseteru dengan KCMU.
Manajer Kebun KCMU Lalu Mardana, kepada Warta Lambar, Rabu (4/4), mengatakan satu unit villa berukuran 36M X 12M yang
terbuat dari kayu habis dilalap api. Villa yang berisi lemari, peralatan tidur, kulkas, dan sofa, semuanya jadi arang.
Menurut Lalu, kejadian tersebut cukup cepat. Tidak ada yang melihat langsung kejadian kecuali penjaga villa yang hanya satu
orang. Kini, pihaknya telah melaporkan hal itu ke Polsek Bengkunat dan beberapa anggota polsek langsung melakukan olah
Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan. Pihak KCMU belum mengetahui penyebab kebakaran, namun ada
indikasi kebakaran akibat ulah pihak yang kontra dengan perusahaan.
Lalu berharap kepolisian melakukan penyelidikan dengan seksama agar penyebabnya dapat segera diketahui.
“Kuat dugaan villa tersebut sengaja dibakar bukan murni kecelakaan. Mengingat di dalam villa listrik tidak dinyalakan.
Artinya, di dalam villa tidak ada sedikitpun sumber api yang dapat menyebabkan kebakaran yang sedemikian besarnya,” ungkap
Lalu.
Dihubungi terpisah, salah seorang petani sawit yang saling klaim lahan dengan KCMU, Suparto—akrab disapa Nono—menandaskan,
Selasa (3/4) sekitar pukul 14.00 massa yang terdiri atas petani berjumlah sekitar 400-an bermaksud mendatangi mapolres
setempat guna meminta agar proses penyelidikan terhadap enam tersangka yang dituduh mencuri tandan buah segar (TBS)
dihentikan. Namun, aksi tersebut urung dlakukan. Malam harinya, terjadi kebakaran villa dimaksud.
Menurut Nono isu yang berkembang villa tersebut dibakar petani yang kontra dengan KCMU. Dia menilai, ada pihak-pihak
tertentu yang sengaja memperkeruh masalah pihaknya dengan KCMU memanfaatkan momen aksi yang urung digelar massa dengan
membakar villa. “Ada upaya pihak tertentu menyudutkan petani,” ujar Nono.
Terpisah, Camat Drs. H.M. Nizom, M.M., mengatakan jika pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab kebakaran karena
masih dalam penyelidikan polsek setempat. Nizom juga menjelaskan akibat kebakaran tersebut diperkirakan kerugian yang
dialami mencapai Rp200 juta, meski demikian beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. “Penyebab kebakaran
belum dapat dipastikan,” ungkap Nizom.
Kasubbag Humas Polres AKP Zulkarnain membenarkan jika villa milik KCMU terbakar. Sebab sambung Bang Zul—sapaan
Zulkarnain—Kapolres AKBP Tatar Nugroho didampingi Kasat Reskrim AKP Doni Hendri Dunand langsung menuju locus. “Ya (terbakar,
red). Semalam pak kapolres langsung meninjau TKP,” kata Bang Zul.
Sementara itu, Kapolsek Bengkunat AKP Allagan menegaskan jika pihaknya kini terus melakukan penyelidikan penyebab kebakaran
tersebut. “Kami masih lidik,” kata Allagan. (nov/esa)
Tidak ada komentar