Alokasi Pupuk Bersubsidi Meningkat
Alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Lampung Barat (Lambar) tahun 2012 meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun fakta di lapangan masih banyak petani yang sulit mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut di pasaran.
Kepala Dinas Pertanian Lambar Ir. Noviardi Kuswan mengatakan bahwa untuk empat jenis pupuk yang disubsidi, yaitu urea, SP-36, ZA, dan NPK phoska memang setiap tahun kebutuhannya meningkat.
Ditambahkanya, untuk pupuk jenis urea alokasi di tahun 2012 sebanyak 23.000 ton, sedangkan kebutuhan pupuk tersebut mencapai 50 ribu ton. Faktor tersebut yang membuat pupuk sulit didapat, karena alokasinya masih jauh dari kebutuhan petani di Lambar.
“Untuk jenis lain tidak terlalu jauh berbeda antara ketersediaan dengan kebutuhan. Seperti pupuk SP 36 dialokasikan 4762 ton, sementara kebutuhannya mencapai 6000 ton. ZA alokasinya 1945 ton, sudah cukup. Dan NPK phonska di alokasikan 18.000 ton untuk kebutuhan 25.000 ton,” jelasnya.
Novi mengatakan, sebagian besar penguna pupuk bersubsidi bukanlah komoditi pertanian, malainkan komoditi perkebunan yang paling sering menggunakan pupuk bersubsidi.
“Selain itu, kelangkaan pupuk bersubsidi dikarenakan memang alokasi pupuk bersubsidi cuma 35-40 persen dari kebutuhan riil yang seharusnya,” ujarnya.
Keterbatasan anggaran APBN untuk pupuk bersubsidi, manurutnya menjadi alasan utama mengapa alokasi pupuk yang diajukan kabupaten/kota tidak pernah tercukupi. Maka itu, kata dia, perlu diatur agar sampai kepada penguna yang tepat. Untuk harga eceran tertinggi khusus pupuk jenis urea bersubsidi adalah Rp1.800/kg.
“Tapi petani juga harus memperhatikan, selain membeli di pengecer resmi, juga diperuntukan bagi gapoktan yang sudah memberikan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang diberikan ke Dinas Pertanian,” pungkasnya. (aga)
Tidak ada komentar