Angkutan Umum Ancam Keselamatan Pelajar
Hingga kini angkutan umum yang biasa mengangkut para pelajar tingkat SMP dan SMA baik saat pulang ataupun pulang masih membiarkan penumpangnya naik di atas kap atau atap dan bergantungan di bagian belakang angkutan meski para supir angkutan mengetahui bahwa hal tersebut jelas dapat mengancam keselamatan para pelajar itu sendiri.
Selain itu hal itu juga menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua, mengingat akibat dari hal itu telah menimbulkan tewasnya seorang pelajar SMP karena jatuh dari atap mobil ketika mobil tengah melaju. Demikian dijelaskan salah seorang warga dikecamatan itu Ujang, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Rabu (3/10).
Para supir yang masih membiarkan para pelajar yang menaiki angkutannya tersebut dan menaiki atap serta bergelantungan dibagian belakang angkutan dianggap membahayakan keselamatan penumpang.
Menurut Ujang, dirinya membenarkan dengan dibiarkannya para pelajar menaiki atap dan bergelantungan dibelakang angkutan membuat penghasilan dari ongkos yang diberikan dapat bertambah, namun umumnya para supir mengabaikan dampak buruk dari hal tersebut yang dapat menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar ketimbang untung yang diperoleh. “Mungkin keuntungannya adalah bertambahnya penghasilan dari ongkos yang diterima, tetapi keuntungan tersebut tidak seberapa dengan kerugiannya jika ada penumpang yang jatuh dari atas yang bukan tidak mungkin bisa menghilangkan nyawa seseorang,” ungkap Ujang.
Agar orang tua murid tidak lagi dikhawatirkan dengan keselamatan anak-anaknya saat pergi dan sepulang sekolah, Ujang berharap agar seluruh angkutan umum tidak lagi membiarkan penumpangnya yang mayoritas pelajar naik hingga dibagian atap mobil dan bergelantungan dibesi dibagian belakang mobil, dan jika hal tersebut masih saja terjadi maka diharapkan pihak kepolisian mengambil tindakan tegas dan memberikan sangsi terhadap supir-supir yang membiarkan pelajar naik diatas atap. “Kami tidak mau lagi karena kecerobohan supir yang membiarkan pelajar naik diatas atap dan bergelantungan dibelakang mobil mengakibatkan kerugian besar, seperti yang terjadi beberapa tahun lalu seorang pelajar SMP dari Pekon Lintik Kecamatan Krui Selatan meninggal dunia karena jatuh dari atap mobil saat mobil masih jalan,” pungkasnya. (aga)
Tidak ada komentar