Pulau Pisang Miliki Banyak Potensi
Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Lampung Barat (Lambar), adalah wilayah yang hanya memiliki enam pekon dengan luas 231 hektare baru dimekarkan dari induknya, Pesisir Utara, belum lama ini. Kenam pekon dimaksud, masing-masing Pekon Pasar luas 55 hektare Pekon Labuhan luas 65 hektare, Pekon Sukadana luas 47 hektare, Pekon Lok luas 35 hektare, Pekon Bandardalam luas 30 hektare, dan Pekon Sukamarga luas 40 hektare.
Sebagian besar penduduk di pulau tersebut berprofesi sebagai nelayan dan petani, khususnya bercocok tanam cengkih dan kelapa dalam. Tidak sedikit masyarakat yang menilai jika pulau tersebut penghasil cengkih terbesar di wilayah pesisir dengan kualitas bunga terbaik. Pulau ini juga memiliki potensi-potensi lain yang belum tergali, potensi wisata bahari/pantai dan potensi wisata sejarah dan ziarah, seperti SDN Pasar Pulau yang didirikan pada tahun 1892 peningalan Belanda.
“Pulau Pisang memiliki banyak potensi, mulai dari wisata pantai, peninggalan bersejarah, makam keramat, dan potensi perkebunannya. Namun semua itu belum seberapa dikenal karena keberadaan pulau yang relative sulit dijangkau. Kami yakin keindahan alam Pulau Pisang mampu mengalahkan keindahan alam di Bali. Untuk itu kami masyarakat berharap agar pemerintah dapat terus memberikan pembangunan di kecamatan ini, agar turis-turis dapat terus berdatangan ke pulau ini,” terang tokoh pemuda setempat yang juga merupakan penggagas pemekaran pulau tersebut, Yazmi Dona, S.H., Minggu (4/11).
Menurut Yazmi Dona, di pulau yang juga merupakan daerah asal dua tokoh nasional, Hendri Yosodiningrat dan Taufik Kiemas, tersebut telah dibangun jalan lingkar pulau sepanjang 2,3Km. Jika ditempuh dengan berjalan kaki hanya memakan waktu sekitar 120 menit. Dalam kesehariannya masyarakat pulau tersebut disibukkan dengan aktivitasnya yaitu melaut dan berkebun kelapa dan cengkih.
Sementara Kepala SDN Pasar Pulau Pisang, Azizi, S.Pd., menjelaskan jika sekolah yang dipimpinnya itu merupakan sekolah sejak Zaman Belanda yang awalnya bernama Sekolah Rakyat (SR), diganti dengan nama SDN No. 1 Pulau Pisang, hingga akhirnya nama sekolah tersebut diganti menjadi SDN Pasar Pulau Pisang. “Sepengetahuan saya sekolah tersebut adalah satu-satunya sekolah tertua yang masih ada di wilayah pesisir ini,” ungkap Azizi. (aga)
Tidak ada komentar