Statemen Kepala BPMPP Blunder
Pernyataan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Pekon (BPMPP) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) Drs. Ismet Inoni, M.M. ihwal pengerjaan proyek pembangunan saluran irigasi di Pekon Waysindi Kecamatan Karyapenggawa bersumber dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) Tahun 2012 tidak sedikitpun tidak bermasalah, dan justru menuding proyek yang bermasalah pembangunan bersumber dana APBD dengan berdasarkan hasil kroscek tim bersama Fasilitator Kabupaten (Faskab) beberapa waktu lalu, dipastikan salah.
Pasalnya, pembangunan yang kini masih berjalan itu juga dapat dipastikan adalah pembangunan yang bersumber dana PNPM-MP Tahun 2012. Menurut warga setempat yang juga merupakan anggota DPRD Lambar, Dinuri, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Minggu (13/1), pernyataan Ismet yang bertolak belakang dengan fakta di lapangan dipastikan salah, meskipun pernyataan tersebut adalah berdasarkan hasil kroscek timnya bersama Faskab. “Pernyataannya saya berani memastikan salah meskipun itu adalah hasil laporan timnya. Saya adalah asli warga Pekon Waysindi, jadi saya tahu jika itu adalah PNPM-MP yang bermasalah,” ungkap Dinuri.
Dinuri menjelaskan jika memang tim telah melakukan kroscek di lokasi pembangunan, maka laporan seharusnya sesuai dengan yang dikeluhkan masyarakat. Karena dampak dari hal tersebut dirinya dinilai telah memberikan laporan yang salah dan berbohong terhadap publik. “Seolah-olah saya berbohong terkait pembangunan ini, padahal benar jika PNPM-MP Waysindi mengecewakan,” tambah Dinuri.
Dinuri yang juga anggota komisi C akan membawa hal tersebut ke komisi, serta memanggil Ismet Inoni menanyakan hasil kroscek timnya bersama dengan Faskab. “Jika nantinya pernyataan Ismet Inoni yang menjelaskan PNPM-MP Waysindi tidak bermasalah terbukti salah maka saya akan mendesak dia (Ismet Inoni-red) untuk segera menarik pernyataannya di media dan menjelaskan jika PNPM-MP di Waysindi itu bermasalah dan mengecewakan,” jelas Dinuri.
Dinuri menduga, tim dari BPMPP bersama Faskab saat melakukan kroscek tidak sampai di lokasi, atau pelaku pembangunan menunjukkan lokasi yang berbeda. “Bisa saja timnya menanyakan itu tidak sampai di lokasi atau juga pelaku pembangunan menunjukkan lokasi pembangunan yang berbeda yang bersumber dari APBD,” pungkasnya.
Senada dijelaskan Kaur Pembangunan, Munadi, bahwa menurutnya proyek pembangunan saluran irigasi tersebut bermasalah. Bagaimana tidak, pembangunan tersebut yang kini masih dikerjakan beberapa kali ambrol. Diduga takaran semen dan pasir tidak sesuai dengan RAB dan pemakaian batu sebagian besar batu bulat bukan batu belah, hal itu dibuktikan dengan saluran yang telah dibangun banyak yang sudah retak. “Sebelum dilakukan pembangunan mereka tidak menggali pondasi terlebih dulu, dan saluran itu juga semennya bisa diambil dengan tangan tanpa harus menggunakan alat dan batu nya terlihat jelas adalah batu bulat, bukan batu belah,” terang Munadi.
Selain itu, jelas Munadi, dalam pembangunannya juga Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) tidak memberdayakan masyarakat setempat, melainkan menggunakan jasa pertukangan dari pekon lain. “Yang mengerjakan bukan masyarakat pekon ini, tapi dari pekon lain. Artinya mereka sama sekali tidak memberdayakan masyarakat setempat, padahal dalam PNPM-MP seharusnya memberdayakan masyarakat dipekon itu sendiri, dan tidak boleh dari luar pekon itu,” tandas Munadi.
Ketika dikonfirmasi tukang yang mengerjakan pembangunan itu Ursin, mengakui jika dirinya bukan warga pekon itu melainkan warga Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah. Selain itu dirinya menjelaskan jika dalam pembangunan itu juga system upahnya yaitu borongan. “Kami bukan masyarakat pekon ini, dan upah kami diborongkan dengan nilai Rp30 juta dari 700 meter pembangunan saluran irigasi,” terang Ursin.
Selain itu, Ursin, juga menjelaskan jika takaran material pasir dan semen yaitu 3:1 dan batu yang digunakan batu belah, meski fakta dilapangan jelas terlihat sebagian besar batu yang digunakan adalah batu bulat. “Takarannya sesuai dengan yang didalam RAB dan batu nya batu belah,” pungkas Ursin. (nov)
Pembangunan saluran irigasi Pekon Waysindi, Karyapenggawa ini sangat mengecewakan, tampak hasil yang dibangun pasir dan semennya terlihat |
Tidak ada komentar