Guru SDN Kupang Desak PU Perbaiki Jembatan
Pasca putusnya jembatan gantung di Pekon Tulungbamban Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) membuat guru-guru di SDN Kupang mengeluh, pasalnya dengan putusnya jembatan gantung tersebut membuat para dewan guru dan murid saat hendak menuju sekolah harus menyebrang dengan menggunakan rakit yang terbuat dari susunan bambu, hal itu tentu cukup sulit dilalui karena pada saat hujan deras mengguyur dapat di pastikan Waymahnai mengalami banjir sehingga tidak satu orang pun berani menyebrang meski dengan menggunakan rakit.
Demikian dijelaskan salah seorang dewan guru di SDN Kupang, Rully, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Jumat (1/2), dengan penyebrangan yang menggunakan rakit membuat hampir seluruh dewan guru di sekolah tersebut mengeluh, pasalnya hampir selama dua bulan lebih pasca putusnya jembatan gantung tersebut hingga tidak kunjung mendapatkan penanganan dari pemkab setempat yang dalam hal itu melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Saat sungai Waymahnai tidak banjir para dewan guru serta muridnya masih dapat melakukan penyebrangan. "Namun ketika sialnya datang yaitu sungai Waymahnai banjir, maka kami tetap menyebrang, namun nyawa menjadi taruhan kami. Dan harus diketahui jika sungai Waymahnai banjir aktivitas disekolah juga terpengaruh dan menganggu kenyamanan meski jauh karena murid serta guru harus memikirkan cara untuk menyebrangnya,” jelas Rully.
Rully berharap, agar keluhan serta harapan masyarakat, murid, dan para dewan guru yang hampir setiap hari menyebrang di sungai tersebut yang berharap agar jembatan gantung di pekon tersebut segera dibangun kembali. “Kami sangat berharap agar jembatannya secepatnya dibangun kembali, agar kami dapat melintas dengan nyaman tanpa harus khawatir dengan keselamatan kami,” pungkas Rully. (nov)
Tidak ada komentar