Alkohol Menjadi Pemicu Terjadinya Perpecahan
Kerap kalinya terjadi keributan dalam suatu acara hiburan malam atau orgen tunggal yang dapat dipastikan bahwa pelaku keributan adalah para remaja-remaja dari pekon-pekon atau marga luar. Seperti yang terjadi belum lama ini, antara Marga Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan dengan Marga Ngambur Kecamatan Ngambur Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang hingga kini permasalahan tersebut belum ada penyelesaian dan dendam masing-masing kedua belah pihak masih tertanam.
Menurut salah satu Tokoh Pemuda di Kecamatan Pesisir Selatan, Bangsawan Utomo, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (18/3), bahwa keributan diwaktu hiburan malam atau orgen tunggal terjadi dikarenakan diperbolehkannya para remaja berjoget. Sehingga para remaja yang berada dalam pengeruh alkohol akan bersenggolan dan disaat itu keributan dipastikan terjadi yang dampaknya menimbulkan kerugian bahkan bukan tidak mungkin aksi saling bacok tidak dapat dihindarkan. “Tidak lain penyebabnya adalah saat diperbolehkannya joget, sementara tubuh berada dalam pengaruh alkohol yang membuat emosi tidak terkontrol,” ungkap Bangsawan Utomo atau yang akrab disapa Tom.
Tom menjelaskan, keributan antara Marga Tenumbang dan Marga Ngambur awalnya adalah keributan yang tidak terlalu besar karena pelakunya adalah anak-anak muda yang masih berumur belasan tahun, namun keributan yang berkelanjutan itu membuat keributan kecil menjadi peperangan antar marga terbilang besar. “Sampai saat ini masalah tersebut belum selesai dan dendam kedua belah pihak masih tinggi,” lanjut Tom.
Sementara upaya penyelesaian dipastikan akan dilakukan, yaitu dengan dipertemukannya sai batin atau kepala bujang marga dan duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kendalanya adalah untuk Marga Tenumbang kepala bujang marga telah menikah dan belum dilakukannya penunjukkan kembali. “Marga tenumbang saat ini belum memiliki kepala bujang marga, karena yang terdahulu sudah menikah dan kita belum menunjuk kembali,” imbuhnya.
Masih kata Tom, bahwa satu-satunya solusi agar tidak lagi terjadinya keributan hingga membesar menjadi peperangan antar marga, yaitu dengan cara diundangnya seluruh kepala bujang pekon dalam acara tersebut. Selanjutnya kepala bujang pekon akan bertindak dengan mengkondisikan anak buahnya untuk tidak mengacau atau membuat terjadinya keributan. “Dan apa bila masih tetap terjadi keributan, maka kita hanya perlu menegur kepala bujang pekon yang anak buahnya menimbulkan keributan dan permasalahannya juga akan lebih cepat selesai,” ungkap Tom.
Sementara Tom juga menjelaskan jika peran aparat kepolisian dalam hal tersebut cukup besar. Untuk itu Tom menghimbau setiap akan digelarnya hiburan malam atau orgen tunggal, Tom menghimbau agar pihak tuan rumah meminta izin dan mengundang pihak kepolisian untuk bersama-sama menjaga keamanan. “Tidak bisa dipungkiri bahwa peran polisi dalam hal ini cukup besar, untuk itu kami sangat berharap agar setiap akan digelarnya hiburan, pihak tuan rumah sebelumnya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat, karena itu tidak lain demi keamanan kita juga,” tutup Tom. (nov)
Tidak ada komentar