Bendungan Waymandati Jebol Ratusan Hektare Sawah Terancam
Sejumlah petani di wilayah Pekon Mon Kecamatan Ngambur Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengharapkan pemkab setempat dapat segera membangun kembali bendungan di sungai Waymandati, pekon setempat yang jebol diterjang banjir beberapa waktu lalu. Pasalnya, bendungan yang mengalami kerusakan tersebut mengancam ratusan hektare lahan persawahan warga yang mengakibatkan tidak bisa digarap setelah musim panen.
Seperti dikatakan salah seorang petani setempat, ibrahim, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Kamis (14/3), bahwa memang saat ini sejumlah petani di Pekon Mon masih dalam musim panen dan dikhawatirkan setelah musim panen tersebut petani tidak dapat menggarap lahan persawahannya kembali karena bendungan sungai Waymandati belum diperbaiki oleh pemkab setempat.
“Sebelumnya, saluran irigasi dari bendungan tersebut yang sebagian mengalami jebol itu akan ada perbaikan dan penambahan informasinya dari provinsi melalui Dinas Pertanian (Distan). Namun, mungkin karena adanya bendungan yang jebol dan belum diperbaiki tersebut maka pembangunan saluran irigasinya ditunda,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap agar bendungan tersebut dapat segera di perbaiki oleh Pemkab Lambar melalui pihak terkait sehingga suplai air di wilayah persawahan ini dapat berjalan lancar serta pembangunan saluran irigasi dapat direalisasikan oleh provinsi. “Jika tidak segera di perbaiki atau mungkin dilakukan penimbunan maka petani diwilayah ini kedepan tidak bisa menggarap lahan persawahannya,” imbuhnya.
Sementara, Kepala BP3K Kecamatan Ngambur, Ustori, membenarkan bahwa bendungan Waymandati yang berada di Pekon Mon tersebut hingga kini belum dilakukan perbaikan oleh Pemkab. Bengdungan Waymandati tersebut diperuntukan sebagai kebutuhan air lahan persawahan warga setempat seluas sekitar 502 Hektare. Jika tidak segera di perbaiki maka saat memasuki musim tanam padi, petani tidak dapat menggarap lahannya karena bendungan itu merupakan satu-satunya suplai air diwilayah itu.
“Saat ini petani setempat masih memasuki musim panen, dan rencananya memasuki musim tanam pada April dan Mei mendatang. Namun, petani khawatir saat memasuki musim tanam tidak ada suplai air sehingga dipastikan lahan padi warga setempat tidak bisa digarap. Untuk itu kita sangat mengharapkan dilakukan perbaikan,” katanya. (nov)
Tidak ada komentar