Satu Rumah Rata Dengan Tanah Akibat Angin Kencang
Cuaca ekstrem angin kencang kembali menghantui masyarakat Kabupaten Lampung Barat (Lambar), seperti yang terjadi di wilayah pesisir. Setelah memporak-porandakan bangunan gudang SDN II Ulokmukti, rumah warga di pekon Bumiratu Kecamatan Ngambur, serta bangunan SDN Ujungpandang filial SDN 1 Sukamaju Kecamatan Bengkunat. Musibah bencana alam angin kencang kembali memporak-porandakan rumah hingga rata dengan tanah milik Sutrisno KS warga Pemangku Kelapatiga Pekon Muaratembulih Kecamatan Ngambur, sekitar pukul 22.30, Minggu (24/2) lalu.
Menurut keterangan Sutrisno, saat ditemui dikediamannya, Kamis (28/2), menjelaskan bahwa kejadian itu bermula pada sore hari saat itu kondisi angin diwilayah ini memang cukup kencang sekitar pukul 17.00, mengetahui kondisi itu jelas menjadi kekhawatiran pihaknya terlebih diwilayah tersebut merupakan dataran tinggi sehingga angin cukup kencang dan juga jarang adanya pepohonan yang menghalangi lajunya angin.
“Kondisi rumah kami yang baru dibangun itu semi permanen dan saat sore memang kami bersama istri dan empat anak saya berada di rumah itu. Karena khawatir kondisi angin memang cukup kencang makanya kami pindah ke rumah yang lama berdekatan dengan rumah yang baru dibangun tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, karena memang sebelumnya pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar kerap menghimbau kepada masyarakat agar waspada dikarenakan kondisi angin dan cuaca ekstrem masih kerap terjadi,” jelasnya.
Lanjut dia, sekitar pukul 22.00 saat itu hembusan angin sudah mulai besar dan terdengar berdengung, ternyata itu angin kencang yang pertama datang, kondisi angin kencang yang besar tersebut membuat keluarga semakin waspada dan khawatir karena gemuruh suara seolah-olah hendak memporak-porandakan perkebunan kelapa serta pemukiman diwilayah itu yang pada saat itu keluarganya tidak tertidur.
“Ternyata sekitar pukul 22.30, datang hembusan angin yang kedua dan itu lebih besar serta terdengar suara mendengung dan kagetnya lagi terdengar suara besar yang roboh dan saat itu saya langsung penasaran mengontrol kondisi diluar dari jendela dan kaget karena melihat dari jendela posisi diluar sangat terang dan ketika angin sudah berhenti saya pun langsung menuju keluar rumah ternyata rumah saya yang baru selesai beberapa waktu lalu sudah rubuh porak-poranda di terjang angin kencang hingga rata dengan tanah,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dalam musibah tersebut tidak ada korban jiwa hanya saja perabotan rumah tangga yang berada didalam rumah hancur karena tertimpa material bangunan. Akibat musibah tersebut diperkirakan kerugian mencapai Rp15 juta, karena kondisi rumah memang sudah rata dengan tanah. “Kita berharap agar pemkab dapat memberikan perhatian kepada keluarga kami, karena ini merupakan musibah bencana alam,” pungkasnya. (nov)
Tidak ada komentar