Sosialisasi DBD terus dilakukan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan (Diskes) Puskesmas Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), terus menggelar sosialisasi ke rumah-rumah warga guna mengurangi angka penderita Demam Berdarah (DBD). Pasalnya pada Bulan Januari sampai Fabruari telah di temukan 10 pasien tersangka DB.
Hal tersebut dijelaskan Kepala UPT Puskesmas, Suswandi, S.Km., ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (4/3), bahwa jumlah penderita penyakit yang disebabkan oleh jentik nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictu tidak mengalami pengurangan pertahunnya, sehingga puskesmas harus tanggap dan terus melakukan sosialisasi untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat.
“Dua bulan terakhir ini, jumlah pasien tersangka DBD meningkat, terdata 10 pasien yang mayoritas anak-anak yang tinggal di wilayah pemukiman padat penduduk seperti di Lingkungan Pasar Kecamatan Pesisir Tengah,” Kata Suswandi.
Pihak Puskesmas Krui terus gelar sosialisasi bahaya DBD, utamanya di Kecamatan Pesisir Tengah di dua kelurahan yang ada yaitu Kelurahan Pasarkrui dan Pasarkota Krui. “Kita lakukan sosialisasi ke setiap kepala lingkungan, dengan tehnik ceramah dan terus dilanjutkan dengan mengunjungi kesetiap rumah. Terbukti di tempat target operasi, banyak ditemukan jentik nyamuk yang menimbulkan penyakit akut tersebut,” imbuh Suswandi.
Lanjut Suswandi, untuk sementara sosialisasi di wilayah Pasarkrui dapat dikatakan selesai dan direncanakan Maret ini tim sosialisasi DBD akan menuju Pekon Rawas, disana ada target yang rutin setiap tahunnya karena warga yang terjangkit DBD.
“Ponpes Al-Falah Pekon Rawas adalah target sosialisasi kita pada bulan Maret ini, dilanjutkan di Kecamatan Waykrui yang kita temukan ada yang terjangkit Muntaber dan sejenisnya yang diduga akibat gigitan nyamuk tersebut,” jelasnya.
Kita sudah berusaha secara optimal untuk mensosialisasikan bahaya dan penanggulangan DBD kepada masyarakat terutama pada masyarakat yang padat penduduk seperti di daerah Pasarkrui dan Waykrui.
“Namun kesadaran masyarakat masih sangat kurang untuk memperhatikan bagian-bagian perabot rumah tangga yang tergenang air, karena nyamuk ini berkembang di air yang tergenang dan bersih, berbeda dengan nyamuk yang menimbulkan penyakit malaria yang berkembang di tempat-tempat kotor. Himbauan yang tidak hentinya disampaikan adalah kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan melakukan cara 3M serta menggunakan kelambu saat tidur,” tandasnya. (nov)
Tidak ada komentar