Harga LPG Dan Premium Tinggi Pemkab Segera Turun
Pesisir Barat - Permasalahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan harga eceran LPG ukuran tiga kilogram merupakan satu permasalahan yang rumit untuk diselesaikan, namun Pemkab Pesisir Barat, melalui Dinas Koperiasi UKM Industri dan Perdagangan, akan segera melakukan kroscek jumlah kenaikan harga dan mencari penyebab kenaikan harga yang mencapai Rp10 ribu/liter untuk BBM jenis premium di eceran dan Rp14 ribu untuk LPG ukuran tiga kilogram.
"Kita akan melakukan pengecekan di lapangan, dan jika kenaikan harga sudah seperti itu maka memang sangat meresahkan masyarakat, dan untuk dua jenis kebutuhan tersebut, kita akan mencari akar permasalahannya, karena yang kita tahu seperti harga dan pendistribusian BBM jenis premium di SPBU masih normal, namun terjadi kenaikan di tingkat eceran yang mencapai Rp32 ribu untuk LPG tiga kilogram," terang Kepala Dinas Koperasi UKM Industri dan Perdagangan KPB, H. Marzuki, S. Ag, M. Pd., ketika dikonfirmasi wartawan Lampung Sore, Jumat (16/8).
Dia menjelaskan, terkait kelangkaan LPG itu diyakini akan segera teratasi, karena kurangnya jumlah pasokan LPG ukuran tiga kilogram menjelang lebaran hari raya idul fitri kemarin, membuat para pengecer semaunya menaikkan harga. "Sedangkan untuk BBM jenis premium, kita juga akan melakukan pengecekan di SPBU dalam waktu dekat ini," pungkasnya.
Sekedar diketahui, harga LPG ukuran tiga kilogram pada tingkat pengecer di KPB, sejak dua pekan ini melonjak hingga mencapai Rp35 ribu/3Kg, yang sebelumnya hanya Rp18 ribu/3Kg, hal yang sama juga terjadi pada BBM jenis premium yang semula ditingkat eceran hanya Rp7500/liter, saat ini mencapai Rp10 ribu/liter.
Salah seorang pengecer LPG di Kecamatan Karyapenggawa, Buyung, Minggu (18/8) mengaku sengaja menaikkan harga untuk menghemat persediaan karena distribusi LPG ukuran tiga kilogram ke pedagang sejak beberapa pekan terakhir tersendat karena masih dalam suasana lebaran. "Sudah dua minggu ini gas dalam tabung ukuran tiga kilogram belum dikirim, sedangkan persediaan sudah menipis," ungkapnya.
Menurut dia, harga LPG saat ini lebih tinggi dari biasanya agar masyarakat tetap mendapatkannya, mengingat bila harganya tetap sama dengan sebelumnya konsumen dapat membeli lebih dari dua tabung sesuai keinginan. Menurutnya, kenaikan harga gas dalam tabung tiga kilogram itu juga dipicu oleh distribusinya ke pedagang yang lambat, bahkan sejumlah pengecer tidak mendapatkan LPG ukuran tiga kilogram dari distributor. "Kami cukup kesulitan mendapatkan pasokan tabung gas ukuruan tiga kilogram, ada beberapa agen langganan yang biasanya memasok, saat ini belum bisa menyalurkan dengan alasan karena masih libur hari raya. Sedangkan jika barangnya ada, harganya sangat tinggi antara Rp25 ribu per tabung, hingga Rp32 ribu per tabung," papar dia.
Salah seorang ibu rumah tangga Rosmaini, mengatakan bahwa berdasarkan keterangan pengecer, tingginya harga LPG itu karena distribusi tersendat sejak beberapa pekan terakhir. "Diduga kuat banyak pedagang yang menimbun gas, sehingga mereka menaikkan harga semaunya, selain itu mereka memanfaatkan situasi lebaran ini untuk merauk untung yang sebesar-besarnya, karena barang langka sehingga masyarakat terpaksa membeli dengan harga yang jauh dari biasanya," paparnya.
Untuk BBM jenis Premium, terang dia, yang sebelumnya ditingkat pengecer hanya mencapai Rp7500 /liter, namun dalam suasana lebaran hingga H+7 atau Kamis (15/8), harga Primium masih mencapai Rp10 ribu/liternya.
Kenaikan salah satu kebutuhan masyarakat tersebut, menjadi keluhan terberat masyarakat khususnya wilayah Krui, seperti di Kecamatan Karyapenggawa, Pesisir Tengah, Pesisir Utara, dan Kecamatan Lemong.
"Meskipun di wilayah Krui, memiliki SPBU yang berada di Kecamatan Waykrui dengan harga Premium hanya Rp6500 /liternya, tapi tidak bisa beroperasi selama 24 jam penuh, dan jikapun ada antrian panjang sudah bisa dipastikan, sehingga masyarakat yang hanya mengisi kendaraan roda dua, dan akan mengantri lama, makanya masyarakat lebih memilih membeli ditingkat eceran yang harganya mencapai Rp10 ribu /liter," terang Warga Pekon Laai Kecamatan Karyapenggawa, Pedra. (nov)
Tidak ada komentar