Dua Putra Lambar Bertemu di Saburai
BANDARLAMPUNG - Dua putra terbaik Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Dr. H. Edy Irawan Arief, S.E., M.Ec dan Brigjen Pol Dr. Ike Edwin, S.H., M.H. bertemu di Auditorium Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (Saburai) Bandarlampung, Jumat (1/4).
Keduanya bertemu dalam kapasitas masing-masing selaku Direktur Pascasarjana Saburai dan Kapolda Lampung. Ike memang diundang Edy untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa pascasarjana terbesar di Lampung itu dengan tema kearifan lokal.
Tampak ratusan mahasiswa begitu antusias mendengarkan dan manyimak pemaparan Kapolda yang pernah menyandang predikat terbaik sebagai Kapolsek dan Kapolres se-Indonesia itu sebelum menjadi Kapolda.
"Kearifan lokal yang disarikan dari budaya leluhur kita, jangan sampai punah. Contoh kongkret kearifan lokal, ketika ada masalah di pekon atau desa, hendaknya mampu diselesaikan di tingkat itu tanpa harus ke tingkat lebih tinggi," ujar Panglima Kerajaan Sekala Brak Lambar tersebut.
Dalam rangka merangkum keinginan dan harapan masyarakat memaknakan kearifan lokal itu pula, Ike telah memprogramkan Kapolres dan Kapolsek se-Lampung berkantor di luar markas sebagaimana dirinya agar lebih dekat dengan masyarakat dan mendapatkan informasi yang akurat.
"Per April 2016 ini program tersebut mulai dijalankan, mulai hari Kamis depan. Jadi seminggu sekali setiap Kamis, Kapolda, Kapolres, dan Kapolsek berkantor di luar untuk menampung semua keluhan dan aspirasi masyarakat. Baik menyangkut eksternal seperti kammtibmas maupun koreksi internal," ujar jenderal berdarah Lambar-Waykanan itu.
Pada kesempatam tersebut banyak hal yang dapat diterima mahasiswa. Maupun sebaliknya berupa dorongan moril dan juga kritik. Seperti yang mengemuka pada sesi tanya jawab, salah seorang mahasisa mengkritisi poses rekrutmen calon bintara Polri yang menurutnya perlu disesuaikan.
Mahasiswa asal Lampung Utara itu menyoal rasio penerimaan calon bintara berasal dari suku Lampung dan luar yang selama ini 7:3. Dia berpendapat agar ke depan bisa disesuaikan serta lebih memberikan kesempatan dan perhatian potensi lokal.
"Saya sependapat rasio 7:3 itu dimungkinkan dibalik menjadi 7:3. Artinya, penerimaan calon bintara Polri di Lampung nanti, kalau dari 10 orang, 7 berasal dari suku Lampung dan 3 dari luar. Ini akan menciptakan kearifan lokal bidang sumberdaya manusia, khususnya polisi. Ini menjadi masukan ke depan," katanya.
Sekadar diketahui, Edy Irawan kini mencalonkan diri menjadi Bupati asal orang tuanya K.H. Arief Makhya, Lambar. Dan ketika dikaitkan dengan kearifan lokal sebagaimana dimaksud, upaya Edy Irawan yang masih terbilang mamanda Ike tersebut, sudah masuk dalam konteks membangun kearifan lokal. (wartalambar.com/aga)
Tidak ada komentar