Puisi Malam Minggu (Edisi ke-9)
TENTANG SENJA
Karya Yulyani
Langit teduh. Surya tergelincir ke peraduan
Sekawanan punai jalan beriringan
dan garis jingga di ufuk sana
suara perempuan yang baru saja kembali dari balik tubuh lelakinya.
di jalan setapak itu. Segala kelakar dan gelak tawa pecah memecahkan sepi
dan kekanak bermain
menghiasi pelataran dunia yang sempoyongan.
Waymengaku, 15 april 2016
TENTANG PENULIS: Yulyani, tinggal di Jln.raden intan way mengaku liwa lampung barat. Tergabung dalam KOMSAS SIMALABA, sejumlah puisinya telah di publikasikan di media online.
BATU KARANG
Karya Naz Elhadzaq
Aku akan tetap menjadi batu karang
namun bukan lagi menunggu kapalmu untuk berlabuh.
Tetap berdiri tegak sekuat rindu
menghempas dan sekeras ombak pedih menghantam.
Dan aku akan tetap tetap bercanda dengan camar
tetap tersenyum menatap mentari.
Hingga akhirnya lupa
bahwa dulu perahumu pernah terdampar disini.
Pematangliyu 16 april 2016
TENTANG PENULIS: Naz Elhadzaq adalah seorang petani sayur yang puitis, gemar dan mencintai puisi sejak tergabung bersama teman temannya dalam KOMSAS SIMALABA. Karyanya telah dipublikasikan di www.wartalambar.com
DONGENG CINTA
Karya Oki Sandra
Perlahan binar senja merupa rintik hujan.
Kemudian aku hanyut,
tenggelam dalam relung jiwamu yg kosong.
Lalu aku bertanya pada denting waktu,
sudah berapa lama aku hanyut, tenggelam dalam irama kasih.
Ah,.aku terhenyak
semua itu adalah dongeng cinta
pertunjukan angan yangg tak berepisode.
Labirin cinta hanya sebatas sayap-sayap patah
mampu membawamu terbang melintasi pentas angan yg tak tercatat dalam manuskrip cinta.
TENTANG PENULIS: Oki Sandara, tinggal di Kampung Ladang, Sumberjaya-Lambar. Pertama kali mempublikasikan pusinya di media ini. Oki juga tergabung dalam KOMSAS SIMALABA.
ARTI SUNYI
Karya Imuzt Prageza
Di suatu pagi
setelah mimpi kau kemasi sendiri
dalam aroma secangkir kopi.
Ingin kudesak lelap itu kembali
sebelum kuteguk pahitnya sunyi
bersama rindu yang tak lagi menepi.
Yogya; 14 April 2016
HUJAN YANG BEGITU TERIK
Karya Imuzt Prageza
Pagi itu hujanmu begitu terik
matahari kedinginan di punggungku
yang membalik
air-air menggenang di kantung mata-
mata lentik
Hujanmu masih saja terus memekik
tak ada jeda untuku menuju bilik
Yogya ; 12 Maret 2016
PERASA LALU
Karya Imuzt Prageza
Di teduh angkuhnya masa lalu
deru nafsu yang mengelabuhi dahan-dahan pintu
hingga surgamu direngkuh dari hadapan ibu
Nafas itu terpaksa menanggalkanmu
hembusannya berlahan mengisak dalam tangismu
lalu mendesak kedalaman rinduku
Kini dosa-dosa itu terlalu pilu
mengajakmu kembali pada penjuru waktu
yang tak mungkin dilalui perasa lalu
Yogya, 10 April 2016
JEJAK DARAHMU
Karya Imuzt Prageza
Dalam ruangku yang meregang bersamamu
rasa resah mulai membasahi dinding kepalaku
menatap gelisah lengkung bulu matamu
Malam pukangmu tertahan nafsu
membiarkan debu-debu beterbangan menuju arahku
sekejap kelambu itu membeku di pelukanmu
Tenggelam aku disela-sela payu - udaramu
menggenggam hilang kesucian pualam itu
terlelap bertumpuan adam seusai menghunjammu
Yogya; 10 April 2016
TENTANG PENULIS: Imuzt Prageza, pemuda yang berasal dari Desa Air Hitam, Lampung Barat ini Bermukim di Jl. Teratai Gk IV/1228. Gondokusuman. Yogyakarta, sejumlah karyanya telah dipublikasikan di media cetak serta media online sejak 2016. Saat ini tengah menempuh pendidikan tingginya di Yogyakarta. Bergiat di Kominitas Syair Senja Hari (SASENRI) Yogyakarta dan Tergabung dalam KOMSAS SIMALABA .
IBU
Karya Q alsungkawa
Begitu sulit kugambarkan
cucuran peluh serta air matamu semua demi aku, ibu.
sudut bibirmu tak henti lantunan do’a itu
dan, Ibu, sebuah syurga telah kau ciptakan dikehidupanku
Semangatmu adalah jihad sesungguhhnya
berdentang pada benteng kehidupan.
Terima kasih ibu
aku tak ingin menjelma Malinkundamg
Kebontebu, 15 april 2016
TENTANG PENULIS: Q Alsungkawa tinggal di Kecamatan Kebontebu, Lambar. Sejumlah puisinya telah dipubllikasikan di media online. Bercita-cita untuk menjadi penulis yang mengharumkan nama Lampung Barat. Saat ini tergabung dan banyak belajar tentang puisi bersama teman temannya di KOMSAS SIMALABA.
MENCARI CINTA SEJATI
Karya Titin Ulpianti
Bisikan di dalam hati
dan rindu
sang pujaan entah di mana kini
dan waktu tak pernah memberi tanda.
Memcari cinta sejati
sampai mati
Hingga kudapat yang sehati
Bila sudah tiba saatnya
bilakah
ia mengetuk
memcahkan sunyi.
Sukau,15 april 2016
TENTANG PENULIS: Titin Ulpianti tinggal di Sukau, Kota Liwa Lampung Barat. Saat ini tergabung dalam KOMSAS SIMALABA.
AKU BUKAN JUMAWA
Karya Wanti Okdavia
Acapkali kudengar itu
Acapkali kau sangkakan itu
Kau bilang tampangku jumawa
Ah itu hanya sekelumit yang kau kira
Kenalilah daku yang seutuhnya
Jajaki hatiku sepenuhnya
Maka kau akan tau
Bahwa aku wanita yang punya naluri sejati
Yang bisa mengerti rasa sesama
Akan ku tepis sangkaan mu itu
Bahwa aku bukan jumawa
Pajarbulan, 15 april 2016
TENTANG PENULIS: Wanti Okdavia tinggal di Jln.lintas liwa no 28, kelurahan pajar bulan kecamatan way tenong lampung barat. Sehari hari berkerja sebagai pedagang sembako di rumahnya. Ia sempatkan berbincang pada jiwanya dengan menulis puisi, di tengah kejenuhan hari hari. Wanti juga tergabung dalam KOMSAS SIMALABA dan puisi puisinya telah disiarkan ke seluruh dunia melalui media online www.wartalambar.com
ASMARA SILAM
Karya Yanzhen
Malam itu begitu dingin
Sementara kita masih asik menikmati
secangkir kopi beraroma mesra
Kita mulai merapatkan kursi, hingga tak berjarak, jemari kita makin erat menggenggam
"Astaga matamu melukis wajahku!" Ucapku
Kau tersipu malu bertalu-talu
mengapa waktu kemudian berlalu
tinggal sepotong kisah
Indonesia, 2016
TENTANG PENULIS: Yanzhen tidak ada biodata atau keterangan yang bisa dilampirkan dalam publikasi ini
Dari redaksi:
Sialhkan kirim karya puisi anda ke alamat e-mail riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah. Sertakan biodata. Nama asli penulis. Dan kosakata serta tanda baca yang baik dan benar, bila tidak mengikuti ketentuan ini maka karya tidak akan kami publikasikan..
Tidak ada komentar