Puisi Puisi Malam Minggu (Edisi Ke-14)
PUISI PUISI MALAM MINGGU (Edisi Ke-14)
Dari redaksi:
Silahkan kirim karya puisi anda ke alamat e-mail riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah. Sertakan biodata. Nama asli penulis. Dan kosakata serta tanda baca yang baik dan benar, bila tidak mengikuti ketentuan ini maka karya tidak akan kami publikasikan..
ANAK MALANG
Karya: Agung widodo
Ada air mata di balik kelabunya kehidupan
tak berwarna tak bernyawa
meringkuk memeluk diri berlindung pada dunia
Dia menjerit dan meraung-raung
memohon pada kehidupan dunia
dimanakah ku bernaung
sedang hanya ada Tuhan yg di punya
Dia menapaki tanah tandus di pelataran
mencari jati diri kala telah kehilangan
indahnya keluarga yg kini hanya jadi ratapan
kebahagiaan yang hanya sebuah angan
Dia yang malang
kekasihnya lepas dari genggaman
keluarganya hilang
dan sendirian tanpa kawan
Hatinya bergemuruh menahan kalut yang semakin tambah berkabut
oh Tuhan dia sungguh takut
jika jiwa lemahnya akan segera Kau cabut
Beri lah sedikit ruang
untuk mengganti jeritan kesakitan dulu
menjadi sebuah kebanggaan
setelah perjuangan seorang anak malang
Penulis: agung widodo
Alamat padang dalom
ILUSI SETAN
Karya Titin Ulpianti
Mata tak lagi bercahaya terhapus oleh aliran air setan
dimana tubuh tegap habis tergerogoti
laksana mayat yang bernyawa
Bunga yang seharusnya tumbuh bersemi
kini kering dan layu sebelum berkembang dimana logika tak lagi berfungsi
terbungkus ilusi nafsu setan
hingga nyawa yang tumbuh dibadan, harus hancur tanpa ada penyesalan
Wahai...!!!
Para tunas muda kemanakah malumu hingga dosa kau anggap mulya kebaikan kau anggap siksa hingga seruan filsafah berlalu laksana angin segala bisikan setan kau anggap perintah telak
Wajah tersenyum ceria menyimpan luka
hati menjerit, menangis menatap miris
generasi tak bertuan di bawah ilusi setan bermandikan pekatnya noda kelam kehidupan
Sukau,19 mei 2016
Karya :Titin ulpianti
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : jln.liwa ranau kec,sukau lampung barat tergabung dalam KOMSAS SIMALABA
ANGAN
karya :Aan hidayat
Sejenak tertegun
berjalan namun diam
berteriak tak bersuara
meronta tanpa gerak
bercengkrama di awan
mengitari samudra dan daratan
sesaat kusadari senja tlah tiba
kuharus berbenah diri
menyambut malam
mengurai catatan hari
menanggung imbas
kelalaian diri
penulis: Aan hidayat
Gn sugih liwa
20 mei 2016
RINDU AYAH
Karya Ahmad Rifa'i
Seribu hari kau meninggalkan
selama itu aku tanpa mu
tiada tempat mengadu
akan keluh kesahku.
Tutur lembutmu
canda tawa nasehat
akan selalu aku rindu
begitu menyejukkan kalbu.
Ketika rindu dalam benakku
batu nisan yang aku temu
walau semua telah berlalu
dirimu pahlawan hidupku.
Bahway 20 mey 2016
nama: ahmad rifa'i
alm: bah way
kec: balik bukit
kab: lampung barat
lampung
profesi sehari hari petani d perkebunan kopi
PENUTUP HARI
Karya Naz Elhadzaq
Kala mentari menjadi rembulan benderang
saat gemawan dihiasi gemintang
ketika nyayian burung berganti orkes katak.
Ku tutup hari ini dengan untaian kata tersaji dari dalam otak
jangkrik temani malam berbintang syahdu.
Ibarat nelayan ditemani camar yang mengangkasa
hiasi hari yang menjadi malam kala mentari pulang ke peraduan biru biaskan lembayung senja bagai tembok raksasa.
otot yang remuk redam dihempas pikulan nestapa
tenggelam luruh melebur menjadi abu kala ku lukis pesona malam.
Rindu akan gemericik hujan yang jatuh ke dalam tembikar berbagai rupa aroma tanah yang tercium kala bulir air menyapu tanah di alam.
P.liyu I 20 mei 2016
SEBUTIR SUARA
Karya Ibrahim Lingga Saputra
Hati nya menagis
Jiwa nya lara
Raga nya sepi
Badan nya sunyi
Tangan nya patah
Kaki nya lumpuh
Otak nya beku
Mata nya buta
Kulitnya pun perlahan keriput
Rambut juga semakin memutih
Mau sampai kapan sebagian rakyatmu tetap kau buat seperti ini raja?
Bekasi,20mei2016
RONA MERAH
Karya: Q alsungkawa.
Bayangan puisi.
Rapat mengunci gemuruh makna.
Tersimbun di raut, merona.
Senyum mengulum pekerti
tergelora seiring desahan.
Pancaran, kaidah
menyemati mawar, melati
bermekaran
selaksa taman menyimpul
angan.
Pesona, guritan
yang mengendap di matamu
torehkan ber-Elok kata
menusuk
ulu jantung
dengan penuh kelembutan
menggeliat, bak cubitan manja.
Terlerai rambut dari konde
menabir sipu
melena diredupnya
lilin merah.
Cipta mulya 19 mei 2016 kebun tebu lampung barat.
Penulis: Q alsungkawa.
Tergabung di: KOMSAS simalaba
WAJAH LUSUH MENOLAK KEBAHAGIAAN
Ohel : Yulyani
Tersirat wajah yang penuh kenistaan
pucat bak tak bernyawa
sorot mata penuh kegelisahan
bibir kering terlalu banyak menelan pil kematian
Tubuh ringkih tulang terbalut kulit, terlihat lusuh
lengan penuh goresan sakau
sudah berapa banyak jarum tertanam di tubuhmu?
berapa banyak kristal kau hurup dengan hidungmu?
adakah manfaat dari semua itu?
aku rasa tidak, yang tersisa hanya jiwa yang mati
dan ingatan yang lemah
Ayo bangkitlah kawan
jangan terlalu lama menyelam jurang kematian
songsonglah hidup penuh kebahagiaan
Way mengaku, 21 Mei 2016
Penulis
Nama : Yulyani
Alamat : jln.raden intan way mengaku liwa lampung barat
Seorang ibu rumah tangga yang tergabung dalam komsas simalaba
Dari redaksi:
Silahkan kirim karya puisi anda ke alamat e-mail riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah. Sertakan biodata. Nama asli penulis. Dan kosakata serta tanda baca yang baik dan benar, bila tidak mengikuti ketentuan ini maka karya tidak akan kami publikasikan..
ANAK MALANG
Karya: Agung widodo
Ada air mata di balik kelabunya kehidupan
tak berwarna tak bernyawa
meringkuk memeluk diri berlindung pada dunia
Dia menjerit dan meraung-raung
memohon pada kehidupan dunia
dimanakah ku bernaung
sedang hanya ada Tuhan yg di punya
Dia menapaki tanah tandus di pelataran
mencari jati diri kala telah kehilangan
indahnya keluarga yg kini hanya jadi ratapan
kebahagiaan yang hanya sebuah angan
Dia yang malang
kekasihnya lepas dari genggaman
keluarganya hilang
dan sendirian tanpa kawan
Hatinya bergemuruh menahan kalut yang semakin tambah berkabut
oh Tuhan dia sungguh takut
jika jiwa lemahnya akan segera Kau cabut
Beri lah sedikit ruang
untuk mengganti jeritan kesakitan dulu
menjadi sebuah kebanggaan
setelah perjuangan seorang anak malang
Penulis: agung widodo
Alamat padang dalom
ILUSI SETAN
Karya Titin Ulpianti
Mata tak lagi bercahaya terhapus oleh aliran air setan
dimana tubuh tegap habis tergerogoti
laksana mayat yang bernyawa
Bunga yang seharusnya tumbuh bersemi
kini kering dan layu sebelum berkembang dimana logika tak lagi berfungsi
terbungkus ilusi nafsu setan
hingga nyawa yang tumbuh dibadan, harus hancur tanpa ada penyesalan
Wahai...!!!
Para tunas muda kemanakah malumu hingga dosa kau anggap mulya kebaikan kau anggap siksa hingga seruan filsafah berlalu laksana angin segala bisikan setan kau anggap perintah telak
Wajah tersenyum ceria menyimpan luka
hati menjerit, menangis menatap miris
generasi tak bertuan di bawah ilusi setan bermandikan pekatnya noda kelam kehidupan
Sukau,19 mei 2016
Karya :Titin ulpianti
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : jln.liwa ranau kec,sukau lampung barat tergabung dalam KOMSAS SIMALABA
ANGAN
karya :Aan hidayat
Sejenak tertegun
berjalan namun diam
berteriak tak bersuara
meronta tanpa gerak
bercengkrama di awan
mengitari samudra dan daratan
sesaat kusadari senja tlah tiba
kuharus berbenah diri
menyambut malam
mengurai catatan hari
menanggung imbas
kelalaian diri
penulis: Aan hidayat
Gn sugih liwa
20 mei 2016
RINDU AYAH
Karya Ahmad Rifa'i
Seribu hari kau meninggalkan
selama itu aku tanpa mu
tiada tempat mengadu
akan keluh kesahku.
Tutur lembutmu
canda tawa nasehat
akan selalu aku rindu
begitu menyejukkan kalbu.
Ketika rindu dalam benakku
batu nisan yang aku temu
walau semua telah berlalu
dirimu pahlawan hidupku.
Bahway 20 mey 2016
nama: ahmad rifa'i
alm: bah way
kec: balik bukit
kab: lampung barat
lampung
profesi sehari hari petani d perkebunan kopi
PENUTUP HARI
Karya Naz Elhadzaq
Kala mentari menjadi rembulan benderang
saat gemawan dihiasi gemintang
ketika nyayian burung berganti orkes katak.
Ku tutup hari ini dengan untaian kata tersaji dari dalam otak
jangkrik temani malam berbintang syahdu.
Ibarat nelayan ditemani camar yang mengangkasa
hiasi hari yang menjadi malam kala mentari pulang ke peraduan biru biaskan lembayung senja bagai tembok raksasa.
otot yang remuk redam dihempas pikulan nestapa
tenggelam luruh melebur menjadi abu kala ku lukis pesona malam.
Rindu akan gemericik hujan yang jatuh ke dalam tembikar berbagai rupa aroma tanah yang tercium kala bulir air menyapu tanah di alam.
P.liyu I 20 mei 2016
SEBUTIR SUARA
Karya Ibrahim Lingga Saputra
Hati nya menagis
Jiwa nya lara
Raga nya sepi
Badan nya sunyi
Tangan nya patah
Kaki nya lumpuh
Otak nya beku
Mata nya buta
Kulitnya pun perlahan keriput
Rambut juga semakin memutih
Mau sampai kapan sebagian rakyatmu tetap kau buat seperti ini raja?
Bekasi,20mei2016
RONA MERAH
Karya: Q alsungkawa.
Bayangan puisi.
Rapat mengunci gemuruh makna.
Tersimbun di raut, merona.
Senyum mengulum pekerti
tergelora seiring desahan.
Pancaran, kaidah
menyemati mawar, melati
bermekaran
selaksa taman menyimpul
angan.
Pesona, guritan
yang mengendap di matamu
torehkan ber-Elok kata
menusuk
ulu jantung
dengan penuh kelembutan
menggeliat, bak cubitan manja.
Terlerai rambut dari konde
menabir sipu
melena diredupnya
lilin merah.
Cipta mulya 19 mei 2016 kebun tebu lampung barat.
Penulis: Q alsungkawa.
Tergabung di: KOMSAS simalaba
WAJAH LUSUH MENOLAK KEBAHAGIAAN
Ohel : Yulyani
Tersirat wajah yang penuh kenistaan
pucat bak tak bernyawa
sorot mata penuh kegelisahan
bibir kering terlalu banyak menelan pil kematian
Tubuh ringkih tulang terbalut kulit, terlihat lusuh
lengan penuh goresan sakau
sudah berapa banyak jarum tertanam di tubuhmu?
berapa banyak kristal kau hurup dengan hidungmu?
adakah manfaat dari semua itu?
aku rasa tidak, yang tersisa hanya jiwa yang mati
dan ingatan yang lemah
Ayo bangkitlah kawan
jangan terlalu lama menyelam jurang kematian
songsonglah hidup penuh kebahagiaan
Way mengaku, 21 Mei 2016
Penulis
Nama : Yulyani
Alamat : jln.raden intan way mengaku liwa lampung barat
Seorang ibu rumah tangga yang tergabung dalam komsas simalaba
Tidak ada komentar