Puisi Karya Q Alsungkawa
PUISI PUISI KARYA Q ALSUNGKAWA
CATATAN UNDUR UNDUR
Hujan di sini?
Ya, di sini!
Di sebongkah batu
tempatku duduk, menatap indahnya padi-padi bak hamparan kekunang.
Dan lumbung-lumbung
di sudut daratan, ketika kita berlarian merebut teduh, di kolong berlantai tanah berdebu
berburu undur-undur, sekedar berkelit dari debaran
raut sipu, dipukul dingin
menghujam hulu dada.
Masih di sini
Pada hujan yang serupa. Namun tiada batu yang dulu
sebabnya, telah disulap
menjelma dinding yang menyakiti pandangan
dari keangkuhan kronis bertopeng Sila pembangunan.
Setiap-tiap gundukan
ada persimpangan, tanpa lampiran.
Tiada lagi pesta panen.
Padi-padi berwujud gedung
dan undur-undur sebatas cerita dongeng catatan lusuh lembar-lembar kenangan.
Ciptamulya Lampung Barat, 12 Agustus 2016.
PASKIBRAKA
Mencium
aroma
anyir
Di
malam
tetesan
Darah.
Kebun tebu Lampung Barat, 16 Agustus 2016.
SIAPA MERDEKA
Selamat pagi Merah-putih.
Muasal, semangat jihad
Engkau meniti tiang tertinggi
raut anggun
menebar, mengibar senyuman pada Dunia
mengangkat derajat bangsa
dalam kesantunan
abaikan sifat dendam
merangkul yang pernah memusuhi.
Sebabnya pertikaian kemarin
pembelajaran dari jiwa-jiwa kerdil
yang tak menjunjung tinggi catatan Tuhan.
Di kala anak-anak Dunia
yang bersegama pada kemolekan
bisikan Setan.
Adalah tabu
karenaNya dunia diciptakan
untuk penebusan piutang kesalahan
dari pucuk Moyang.
Kebun Tebu Lampung Barat, 17 Agustus 2016.
SATU TARIKAN NAPAS LIMA JUDUL
Zuhur
Asar
Magrib
Isya
Subuh.
Melipat
doa.
Dalam
keindahan
bahasa
Tubuh.
Ciptamulya Lampung Barat, 19 Agustus 2016.
JALUR KEMBOJA
Sudahku tunda kerumitan
yang acap menyita rasa
pada setumpuk malam
hingga kemarin.
Menimbang prilampah
dari jalanan berliku.
Ada bergelimangan sesal
di sudut jauh.
Baiklah, hujan.
Kubasuh hati dari karatan sepi
sebabnya jadwal mudik
ke jalur Kemboja, di deretan antrian.
Ciptamulya Lampung Barat, 19 Agustus 2016.
Tidak ada komentar