Puisi Karya Nanang R
Photo by: Eka Fendi Aspara
NADA MALAM YANG HILANG
Aku bertanya padamu!
gagahnya malam melipat mentari
engkau malamku di sini.
Telah aku jajahi
setiap lekuk pekatmu namun sepi
yang ada hanya suara bising
mesin industri.
Tuan telah mengubah tanah
menjadi aspal
dan lubang-lubang trotoar.
Lalu kemana alunan
satwa malam
apa dia tersangkut diroda
alat berat tuan yang mengubah gunung
menjadi daratan,
apakah dia mengungsi
di balik batu-batu pondasi
penopang gerbang?
Aku tak tau pasti
atau mungkin tak pernah
aku jumpai lagi.
Dan aku kini telah mulai
lupa dengan langkah yang telah
menjadi
kenangan pahit tentang
malam yang sepi.
Bekasi,29 Agustus 2016
DI BALIK PINTU
Kurasa,
malam ini begitu
panjang karena rasa yang terus
merong-rong di gigi
yang membuatku geram.
Seperti hilang
akal sehatku,
yang tak berhenti memukul
lantai ini,
di balik pintu sembari memegang recehan
beraroma lotian namun tak kunjung merah.
Berkeping tablet
telah selesai aku minum,
entah bermerek apa aku tak tau
namun tak kunjung reda
seakan aku kehabisan perkara.
Mungkin aku akan amnesia
untuk esok hari
dan akanku telan berapa tablet
atau keping aku tak tau.
Yang jelas ini menbuatku gila.
Bekasi,29 Agustus 2016
SAJAK RASA
Ketika rasa tumbuh,
bersama semburat mentari pagi
dua langkah menapaki
anyaman bambu di lereng-lereng bukit dari sebuah talang.
Sampainya rasa puas
itu kembali bersama replika kapas yang setia menemani
sisa malam singgah sejuk di paru-paru.
Namun hari mulai gerimis!
Aku belum sempat melintasi jalan
yang aku perbaiki kemarin
bersama anyaman bambu
yang pasti sangat licin sekali pagi ini.
Aku harus bergegas
sebelum lumpur hidup
menyeret semangatku.
Bekasi,19 Agustus 2016
DI BALIK BUKIT
Wahai kekata,
setidaknya engkau tau
langkahmu telah menuju
balik bukit itu.
Suguhan kerikil,
kini telah berlalu satu persatu
meski monoton masih
melekat bersama tinta.
Aku harap kau sanggup
menembus cakrawala biru
dan gagahnya malam ibu kota
dan sepinya bangku taman.
Menjelmalah sosok kunang-
kunang
rasuki jiwa yang tenang
agar dia berontak.
Bangkit menggapai bintang
di balik bukit impian
Bekasi,22 Aguatus 2016
SENYUM DI GUNUNG REMAS
Kembalinya
di ruang rindu
tentang replika kapas, di lereng
Remas
sandingan pagi yang setia
lelawa tersenyum kala senja tiba.
Dan secangkir kopi
berganti sabit purnama.
Disini!
Tempatku bermain,
memajakan diri bersandar
nyaman
di antara ragam suku yang
kujumpa.
Selaksa
senyum di Gunung Remas
kala pagi dan replika kapas
di selang embun,
menghampiri mentari.
Sebaris rindu, kembalilah esok
hari
tetapku nanti.
Bekasi, 23 Agustus 2016
Tentang Nanang romadi
Alamat Pagar dewa Lampung barat, Kecamatan Pagar dewa. Saat ini tinggal di Bekasi. Nanang Bergabung dalam sekolah sastra simalaba.
Dari Redaksi:
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah. (Salam Redaktur: Riduan Hamsyah)
Tidak ada komentar