Puisi Karya Apin Suryadi
Photo by: Exaudio Siregar
PUISI PUISI KARYA APIN SURYADI
AIR MATA RINDU
seribu memori tergenang dalam bola mata
sepasang mata kecilku membaca rindu buaianmu.
Ibu,
seribu ini rindu,
serindu-rindunya aku,
masih rindu dalam buaianmu
aku telah membentangkan sayap sepi,
tanpa kau tahu
(24/1/2016)
AKU HARUS BICARA
(Kepada pendusta)
tiga atau empat kata
adalah kejujuran
bukan tiga atau empat kata
yang kau sembunyikan
adalah kemunafikan
berkata-kata bahasa yang kau punya
tiada bahasa yang tidak berarti
daripada tersembunyi
makna yang kau hadirkan
lebih berarti daripada keangkuhan milikmu
tentu bukan milikku
kau ingat itu
bahasa yang kau punya
adalah niscaya kenisbian hakiki
(Pandeglang, 21/12/2015)
AKU INGIN MENEMBUS AWAN
Aku ingin menembus awan
tuk menggapai bintang di langit
agar sinar Mu menjemput
hatiku yang padam
dari kelam masa lalu
jejak hitam membuatku terkulai
ketika tengadah menghadap sinar Mu
detak jantungku semakin menghentak bila razam Mu
menghampiri
Aku ingin berlari
mengejar Mu
Pandeglang 18/2/ 2014
AMPUNI AKU YA TUHAN
Tuhan,
lindungi aku dari sesak nafasnya cinta
yang lelah karena doa
dari waktu yang binasa
Tuhan.
ampuni aku
dari segala arah
dari cinta yang lelah
menujuMU
jangan pejamkan mata ini
sehabis puji MU berakar dibatin dan menghujam di sela nafas
cintaku
Kau lah dahagaku di setiap waktu
menuju MU
(Pandeglang, 2016)
API DUNIA
(Hasrat cinta)
Aku menyebutnya api dunia
siap membakar
segala cinta yang terluka
Kau insan rapuh
siap menghantui di ubun-ubun
dan membakar hasratmu
Berpikirlah sejenak, untuk dihempaskan
Bila birahi mendekatimu
kau ingat TuhanMu
api dunia harus segera kau padamkan
sebab itu, dekaplah bersama
Keagungan Yang Menciptakan
(Pandeglang Pagi, 22/12/2015)
Tentang Penulis:
Apin Suryadi sejumlah puisinya dipublikasikan di majalah Mutiara Banten, Koran Berkah, dll. Juga pernah menerbitkan buku antologi tunggal berjudul JALAN SUNYI. Lelaki yang juga berprofesi sebagai wartawan ini telah menulis puisi sejak zaman Koran Swadesi. Apin tinggal di Cipacung Cukur, Kota Pandeglang dan berkesenian di Komunitas Sastra Gunung Karang (KOMSAS GURANG).
Dari Redaksi:
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah. (Salam Redaktur: Riduan Hamsyah).
Tidak ada komentar