Puisi Karya Anik Susanti
PUISI PUISI KARYA ANIK SUSANTI
PESAN ANGIN
Berpesan pada Sulaiman
sinema puncak dan lereng
birama kasih sayang,
murni Pesagi membayang-bayang
pun muson berkabar kemarau, hujan
memberimu kesempatan dan pengharapan.
Jangan meninggalkan pesan angin,
pesan air sudah peringatkan kamu
saat berputus asa pada hujan
gagal kau bakar hutan-hutan.
Untuk apa?
bukankah kau sudah kenyang segalanya
bentang alam yang cinta menemukan pencarianmu
bosanlah, untuk merusak
ambil seperlunya yang berhak
tanah raja sudah melayani selama ini
itulah bagian buatmu yang sejati.
Gunungkidul, 23 November 2016
RELIEF HATI
Pada sembir pikirku, tak menyatu logika
segunung rasa semakin meliku
entah gurun apa di tandus tanahku
udara tercekat dengan pasir dan debu.
Tebing lembah merindukan hijau
dan relief hati menceritakan rindu
tiada terjamah jemari
mengusung mimpi-mimpi pasi
jambangan fana pun merubah rasa tanah ini.
Tak humus lagi, keras beraspal
di hatiku sekeras tapal
sama rubahnya
waktu semakin meninggalkan keindahan
inikah gambar dunia?
tak pernah mengenal sempurna.
Gunungkidul, 23 November 2016
AMANAT SUFI
Aku membaca napasmu
pada udara yang Allah bawa
kau memanggil Rabb dengan sebutan 'cinta'
mendeklarasikan mantra tiap larik puisimu
menemukan pintu dan jendela,
sebuah mati-
bertemu kekasih.
Jalaluddin Rumi, dalam ungkapan rindu
sebelah tangan tergeletak tinta sufi
tapi, banyak penyair tak mau menorehkan dalam kertas sajaknya
dibiarkan beku,
pada belantara zaman.
Sesyairan engkau; angin mawar
hingga kini masih harum segar
cukup tulisanmu amanat sufi
penjabaran cinta manusia nan hakiki.
Gunungkidul, 23 November 2016
GADIS PEMETIK KOPI
Bahasa kabut kau buyarkan
dengan tangan menyibak dahan-dahan
embun berjatuhan tidak dari matamu
karena binarmu tegar
aura nan teduh, meski berperang terik
siapa yang paling bertahan?
kau menantang dunia apa yang lebih bersabar.
Jelas dirimu lebih jujur dalam kesederhanaan
dingin-panas cuaca bukan ukuran gengsi
karena neraca jiwa adalah bakti
bukan bermanja-manja menuntut pemujaan
tapi tetes keringat yang aktif suguhkan persembahan.
Dunia mengenalmu dekil
Namun, sejarah dan waktu menobatkan dermawan
disaat segala mata berperan bakhil
gadis pemetik kopi begitu peduli
menata laman Pertiwi dengan empati.
Gunungkidul, 23 November 2015
SEKUJUR DEBU
Lusuh, tatapan senja
geletar di tangan rabun penglihatan
mahkota kebanggaan memutih
hening pendengaran semakin hari.
Sekujur debu bekas gagah itu tak terawat
diterbangkan waktu,
ke atas bangku kehidupan usang
terus berjalan menikmati sisa rahmat
mengulum bijak, sabar budi memadu
menyambut senja mengarah pulang
Ia tak lagi memikirkan sunyi kesepian
juga sekadar waktu bersenang-senang
yang mendalam bayang ialah anak-anaknya
memikirkan wasiat, menyadarkan mereka
menuntaskan tanggung jawab dunia.
Muda, sudah banyak yang dia perbuat
dan dunia tak menjanjikan apa-apa hari ini
dari itu tertulis wasiat:
"Kejarlah utusan hati!"
.
Gunungkidul, 23 November 2016
Tentang Penulis: Pecinta sastra asal Yogyakarta, bernama Anik Susanti. Seorang karyawati yang hobi menulis ini, memiliki beberapa antologi. Belajar di sekolah menulis puisi KOMSAS SIMALABA. Karya-karyanya dipublikasikan di www.wartalambar.com
DARI REDAKSI
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.
Terhitung mulai Bulan Januari 2017 setiap puisi yang dimuat Warta Lambar akan kami rangkum dan kami terbitkan menjadi buku antologi puisi bersama dalam setiap triwulan, maka dalam setahun kami akan menerbitkan 4 buku. Selanjutnya buku-buku ini berhak dimiliki oleh setiap penulis dan pembaca Warta Lambar di manapun berada sebagai bukti dokumentasi karya serta penghargaan kami yang sangat tinggi kepada para penulis agar karya-karyanya terkemas dengan baik. (Salam kreatife)
Tidak ada komentar