Puisi Karya Kamson
PUISI PUISI KARYA KAMSON
BERSATU LAMPUNG BARAT
Hilir-mudik pemburu angka idola sampai di batas tatapan.
Tutur santun berhias senyum tebar pesona.
Senandung merdu para malaikat memikat penghuni tanah kering.
Mulut berbau juga buah-tangan adalah peluru yang jitu.
Tuan-
tanah leluhur ini bosan dengan mimpi yang tak menjemput terang!
Yang mulia,
hijau negeri bukan mandamba roh suci, hanya suguhan hati dan raga yang nyata dan, merata.
Gedung Surian, Lampung Barat, 25 Oktober 2016
MULUT MERAYU MUKA MENIPU
Tinggal menghitung hari
tibanya pesta.
Bukan janur kuning,
tapi multi warna menghias lorong-lorong.
Saudaraku,
ini tentang asa kita.
Indahnya hari esok
ada di jemari.
Bangsaku-
jika tertidur bisikan angin yang berdebu, napas sesak tak berbatas waktu.
Sahabat, pandang lurus jalan terang,
jangan tersesat seumpama penjilat!
Gedung Surian, Lampung Barat, 25 Oktober 2016
LIDAH LIDAH BERSIANIDA
Tangisan mengiringi kepulanganmu menggema hingga di ujung bumi.
Kopi sianida pengantar tidur panjang seorang sahabat, lahir goresan penuh haru.
Nurani teman tertutup tirai kekejaman.
Arena hijau undang hulu-balang kondang, yang piawai bermain kekata.
Acap kebenaran tersamar berbuah kepahitan, dan kesalahan berenang dalam riang.
Tuan yang mulia,
jubah itu jangan dicemari dengan kotoran tikus-tikus pencuri roti anak negeri!
Jangan tutup telingamu dari suara para pecundang, yang lidahnya tajam, buas melebihi keganasan sianida.
Yang mulia-
kami menanti nyanyian dengan nada indah nan merdu,
suarakan warna di dalam hatimu!
Gedung Surian, Lampung Barat 02 November 2016
RAMBU RAMBU BISU
Hiruk-pikuk penjemput asa
awali pagi nan dingin.
Semua ada di sini....
Tawar-menawar kerap tertangkap telinga.
Pengguna dan penjual jasa lalu-lalang tak terhalang.
Rambu-rambu transaksi dilalui, begitu jua dengan jalan.
Saudaraku,
rambu-rambu tanam di kalbumu!
Lalu, suaranya lantang terdengar.
Metro, Lampung Tengah, 29 Oktober 2016
PERSIMPANGAN
Liku dan terjal serta kerikil acap menemani di jalan nan indah menuju terang.
Lelah-
lahirkan cabang-cabang jiwa terbungkus dalam keraguan.
Dahagapun menggiring imaji
ke alam kelam.
Tuhan,
mohon beri arah titian di persimpangan!
Semoga jalan lurus sampai di puncak asa!
Gedung Surian, Lampung Barat, 01 November 2016
Tentang penulis:
Kamson tinggal di di Desa Pura Mekar, Kec. Gedung Surian, Kab. Lampung Barat, Lampung. Yang menggemari seni tulis; Puisi dan tergabung dalam KOMSAS SIMALABA (Komunitas Sastra Silaturahmi Masyarakat Lampung Bagian Barat). Karyanya telah dipublikasikan di www.wartalambar.com.
Dari Redaksi:
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.com atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.
Tidak ada komentar