Pilkada Lampung Barat Tahun 2017 Bukan Sekedar Perkara Memilih Pemimpin
Pilkada Lampung Barat Tahun 2017
Bukan Sekedar Perkara Memilih Pemimpin
Oleh : M. Andrean Saefudin,
Ketua Bidang Pendidikan Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiawa Hukum Indonesia
Ketua Bidang Pendidikan Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiawa Hukum Indonesia
(DPP PERMAHI)
Pilkada Lampung Barat tahun 2017 bukan sekedar perkara memilih Pemimpin. Lebih dari itu, Pilkada menjadi mekanisme politik untuk membuat Daerah lebih maju, agar semakin dekat pada cita-cita nasionalnya: masyarakat adil dan makmur.
Karena itu, momentum Pilkada pada tangal 15 Februari 2017, harus di maknai disitulah kesempatan rakyat memilih pemimpin daerah khususnya Kabupaten Lampung Barat terbaik. Bukan hanya baik dari laku pribadinya, yang bersih, bijaksana dan merakyat, tetapi juga sanggup menghadirkan kebijakan politik yang betul-betul melayani dan memajukan perikehidupan rakyat banyak secara ekonomi, politik dan sosial-budaya.
Pesta Demokrasi telah di Laksanakan, Kontestasi politik yang terjadi pra dan pada paska 15 Februari, harus di pandang secara objektif, terlepas dari siapa pun yang terpilih hari ini, kita sebagai rakyat selaku pemegang kedaulatan dalam proses Demokrasi, harus dewasa secara politik semoga apa yang di tuangkan dalam visi misi serta di sampaikan pada saat Sosialisasi dan Kampanye bisa di realisasikan dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang untuk membuat Daerah lebih maju, agar semakin dekat pada cita-cita nasionalnya: masyarakat adil dan makmur. .
Mari kita sama-sama berkontribusi untuk perubahan lampung barat kearah yang lebih baik, sebagai masyarakat yang sadar akan pentingnya kebijakan politik dalam semua sendi kehidupan dan dinamika yang terjadi, kita harus berpikir secara kritis terhadap program-program politik dan kebijakan yang digulirkan untuk menciptakan partisifasi Masyarakan untuk pemeratan dan pembangunan di Lampung Barat.
Kita tidak bisa menyangkal realitas bahwa bangunan daerah kita didirikan di atas tiang yang banyak: suku, agama, bahasa, tradisi maupun aliran politik.
Bagaimana membangun daerah di atas kemajemukan itu? Karena itu, salah satu konsensus yang menjadi perekat bangunan Lampung Barat adalah pengakuan atas kemerdekaan, partisifasi dan kontribusi seluruh masyarakat untuk mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat lampung barat bisa dan harus terpenuhi, tanpa ada perlakuan berbada-beda masyarakat adil dan makmur itu yang harus di wujudkan untuk 5 tahun kedepan.
Untuk memperkokoh bangunan daerah itu, para pendiri bangsa kita telah memberikan dasar yang kokoh, yakni Pancasila. Pancasila ini yang menjadi pandangan hidup sekaligus pedoman dalam kehidupan berbangsa dan penyelenggaraan negara. Kemudian juga, keragaman itu juga dijahit dengan sebuah semboyan: Bhineka Tunggal Ika.
Kebangsaan kita ini bukan kebangsaan yang sempit alias chauvinis. Kebangsaan kita sadar bahwa tanah-air dan bangsa bernama Indonesia ini hanyalah satu bagian kecil dari tanah-air dan bangsa besar bernama dunia/umat manusia. Karena itu, seperti berulangkali ditegaskan Sukarno, “Nasionalismeku adalah Nasionalisme Kemanusiaan.”
Saya ingat pesan Sukarno menjelang pemilu 1955: jadikanlah pemilu sebagai ajang konsolidasi nasional kita. “Pilihlah orang-orang yang benar-benar mengabdi kepada Rakyat-Indonesia dan Tanah-air Indonesia, bukan kepada kepentingan asing atau kepada kepentingan diri sendiri atau kepentingan golongan sendiri,” kata Bung Karno.
Jadi, kembalikanlah pesta demokrasi yang telah usai di laksanakn pada semangat yang tepat: pemimpin yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Jangan biarkan Pilkada yang terjadi menjadi alat memecah-belah masyarakat kita, Mari Kita sambut Perubahan Lampung Barat dengan akal sehat !
Tidak ada komentar