Puisi Karya R. Tia
SEMARAK PUISI MALAM MINGGU (edisi ke-60)
DARI REDAKSI
Kirimkan puisimu minimal 5 judul dilengkapi dengan biodata diri dan foto bebas dalam satu file ke e-mail: riduanhamsyah@gmail.com. Pada subjek e-mail ditulis SEMARAK PUISI MALAM MINGGU_edisi ke-61 (malam minggu selanjutnya). Redaksi akan memberi konfirmasi pd penulis yg karyanya dimuat. Bila dalam 1 bulan puisimu tidak dimuat maka puisi dinyatakan belum layak. (Mohon maaf sebelumnya laman ini belum dapat memberikan honorium). Salam segenab redaksi.
PUISI PUISI R TIA
DI SUDUT RUANG TUNGGU
Terjebak disini dengan pikiran layu
Tak sempat lagi mempertanyakan kemana takdir mengarah
dengan rasa ngilu yang tak kunjung menjauh dari punggung.
Sunyi yang kemudian mengapung menjadi wajah sendiri.
Di layar monitor, ruhmu berhenti berkedip mengirimkan isyarat di pembuluh darah bahwa waktunya telah sampai
Entah, seberapa tebal sesungguhnya jarak
antara kita dan maut?
Sudut IGD, 2017
DI TANAH INI
Di tanah ini, sungguh ia ingin dilahirkan kembali di sebuah jalan kecil ditingkahi bingar klakson kendaraan yang lalu lalang. Berisik.
Ini hari libur, seharusnya kami bertamasya seperti kebanyakan orang orang kota yang hidupnya lelah diracuni jalan raya mencabut paku paku di kepala dan menggantinya dengan tali pancing atau sekedar berburu capung di ladang stroberi.
Yah, sebab ia telah benar benar menyeberang mengganti pintu rumah dan kemudian berpura-pura tegar meninggalkan pelabuhan.
Banten, 2017
MENUJU PULANG
Pulang,
ketika jalan jalan mengaduh dan nasib yang terjepit di angkutan umum
asap rokok dan suara tangisan bayi juga bau ketek yang membuat bulu hidungku keriting.
Rupanya nasib belum melompat terlalu jauh tapi, tunggulah
ketika malam kian terang dan lampu lampu jalan berhenti menangisi jalan pulang.
Serang, 2017
KEPADA TUHAN
Sungguh,
aku baik baik saja meski dengan sedikit rasa kangen yang ganjil dan alamat pulang yang kini entah tersungkur dimana.
Sebab mataku tak lagi sekedar hujan yang menampung gemercik kata kata.
Maka-
Izinkan aku menyelam lebih jauh menikmati kegelisahan tarian sunyi ini.
Serang, 2017
Tentang Penulis:
Sejumlah puisinya dalam buku penyair perempuan Indonesia tahun 2010 NYANYIAN PULAU PULAU, 142 PENYAIR NUSANTARA, RAHASIA SEDIH TAK BERSEBAB, yang terbaru EMBUN PAGI LERENG PESAGI & SEBUAH PANDUAN MENULIS PUISI (Perahu Litera 2017). Warga kp Ciptagara Gang Puisi Kec. Kebun Tebu-Lampung Barat ini bekerja sebagai PNS di salah satu instansi di Provinsi Banten.
Tidak ada komentar