Pengumuman Hasil Seleksi Puisi Simalaba Awards 2017
PENGUMUMAN HASIL SELEKSI PUISI
SIMALABA AWARD 2017
Alhamdulillah, wa syukurilla. Sebuah kerja kecil dan sederhana ini didasari niat mendalam untuk turut serta meramaikan serta menumbuhkan kancah kesusastraan tanah air, akhirnya membuahkan hasil yang begitu menggembirakan bagi kita semua. Mungkin kontribusi ini tidaklah seberapa nilainya di tengah menjamur event-event sastra di negeri kita saat ini tetapi kami sangat puas bisa menggelar kegiatan yang semoga membawa manfaat untuk memicu motivasi menulis di masyarakat Indonesia, khususnya kita kaum pemula. Dengan harapan semoga kegiatan ini bisa terus kami rilis setiap tahun dan semakin mendapat tempatnya sendiri dalam jagad kesusastraan tanah air suatu hari nanti.
Simalaba Award 2017 adalah sebuah kegiatan dalam rangka menyambut lahirnya sebuah media cetak bernama MAJALAH SIMALABA yang semoga diberkahi tuhan untuk terbit edisi perdananya pada pertengahan tahun ini. Media ini berada dibawah naungan resmi PT. Mutiara Banten Lestari (Group Majalah Mutiara Banten), semoga bisa menjadi alternative bacaan yang baik di tengah menipisnya media-media cetak maupun online tanah air yang memberi ruang untuk kegiatan Literasi. Dengan segala keterbatasan kemampuan kami segenab kru Majalah Simalaba yang didukung penuh oleh PT. Mutiara Banten Lestari, Warta Lambar (Dot) Com, Majalah Mutiara Banten mencoba hadir dan menghadirkan sebuah wahana yang semoga saja membawa manfaat di kemudian hari. Dan, kiprah tersebut kami awali dengan merilis event Simalaba Award 2017.
PENERIMA PENGHARGAAN SIMALABA AWARD 2017
Setelah melakukan seleksi serta kurasi secara ketat terhadap ratusan naskah yang masuk ke redaksi maka kami putuskan untuk memilih: 3 Judul Puisi Terbaik, 10 Judul Puisi Nominator, dan 87 Judul Puisi terpilih untuk mengisi laman Sastra Majalah Simalaba Edisi Pertama. Ke-100 judul puisi tersebut kami seleksi dari ratusan judul puisi peserta yang telah mengirimkan naskah ke redaksi kami. Untuk itu segera kami uraikan sebagai berikut;
3 PUISI TERBAIK:
Terbaik 1
KAMI MENOLAK LUPA, KARENA KITA ADALAH SEBUAH PERISTIWA
Karya Syarif Hidayatullah (Kalimantan Selatan)
Terbaik 2
BIDUAN SEXY BERTAUBAT SETELAH DEBAT PILKADA
Karya Maulidan Rahman Siregar (Sumatera Barat)
Terbaik 3
AKU HANYALAH PATUNG KEHIDUPAN
Karya Aan Hidayat (Lampung Barat)
BIODATA PESERTA PUISI TERBAIK
Syarif Hidayatullah
Penikmat sastra asal Marabahan, tepian sungai Barito, lahir 20 oktober. Lulusan pond-pest Al-Mujahidin Marabahan. Saat ini I tengah menempuh pendidikan di jurusan ekonomi syariah di IAIN Antasari Banjarmasin. Syarif aktif di LPM SUKMA (lembaga pers mahasiswa suara kritis mahasiswa) LPM AnalisA dan Pondok Huruf Sastra (PHS) organisasi kampusnya. Puisi-puisinya kerab menghiasi surat kabar lokal Kalimantan Selatan serta tergabung dalam buku-buku antologi, terbaru ada dalam buku IJE JELA (Tifa Nusantara 3 tahun 2016). Buku antologi tunggalnya “estetika dalam sandiwara” (2013), “Hijrah KeRantau” (2016). Ia bermukim di Jl. H. Mahat Kasan No 54. Rt. 35. Kel. Kuripan. Kec. Banjarmasin Timur, Asrama Putra Batola.
Maulidan Rahman Siregar
Lahir di Padang, 03 Februari 1991. Menamatkan pendidikannya pada Fakultas Tarbiyah, IAIN Imam Bonjol, Padang. Puisi-puisinya pernah diterbitkan Sumut Pos, Padang Ekspres, Singgalang, Haluan, Tanjungpinang Post, Rakyat Sumbar, Koran Pantura, Lombok Post, Metro Riau, DinamikaNews, Duta Masyarakat, dan beberapa media elektronik. Puisi-puisinya juga dimuat dalam beberapa antologi bersama. Ia Pernah diundang dalam beberapa pertemuan penyair seperti, Tifa Nusantara 3, dan Perayaan Ulang Tahun Parmusi, 2016 silam. Juga mengikuti festival baca puisi Petang Kubu Gadang di Padangpanjang, dan Semarak Puisi di Parabek, Bukittinggi. Sekarang, aktif pada Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, dan mengelola sebuah majalah bulanan “Majalah Puisi”. Mengarsipkan karya sastra yang dimuat di berbagai surat kabar di Indonesia pada blog pribadinya: titikrinai.wordpress.com. Buku puisinya yang akan terbit: Mencintai Hesti dan Perempuan-perempuan Lainnya. Selain menulis, juga bekerja sebagai tenaga pendidik di SMK Penerbangan Nusantara Ketaping, Kab. Padangpariaman, Sumatra Barat. Maulidan tingga di Jln. Penerbangan no.7 Ketaping Selatan, Kecamatan Batang Anai, Kab. Padang Pariaman.
Aan Hidayat
Adalah seorang pengusaha Meubel di Kabupaten Lampung Barat. Ia memiliki minat yang besar pada puisi dengan menjadi aktivis sebuah Komunitas Sastra Masayarakat Petani di Lampung Barat. Karya-karya Aan dipublikasikan pada sejumlah media online dan tergabung dalam sebuah buku antologi berjudul EMBUN PAGI LERENG PESAGI.
10 PUISI NOMINATOR
PERGILAH DENGAN WAKTU YANG TAK TERBACA
Karya Apin Suryadi (Pandeglang, Banten)
SELEPAS GERIMIS
Karya Endang A (Jakarta)
SERPIHAN MUTIARA RETAK
Karya Ismi Sofia Almi Alamata (Depok, Jawa Barat)
AIR MATA BAHAGIA DENGANMU SARJULI
Karya Mala Febriani (Jakarta)
SEPUCUK SENYUM
Karya Neni Yulianti (Jakarta)
JIKA ENGKAU INGIN MENGENALIKU
Karya Nuriman N Bayan (Ternate)
BIOGRAFI ANGIN
Karya Q Alsungkawa (Lampung Barat)
SAPI SAPI PENDOSA
Karya Sugik Muhammad Sahar (Pamekasan, Madura)
GONJANG GANJING
Kadri Usman (Halmahera)
HARI SEBELUM MALAM JUMAT
Karya M Sarjuli (Lampung Barat)
87 PUISI PILIHAN
Aldila Rizki Kartika Dewi Gustinur Maharani (Jawa Timur)
Serangkaian Kata
Anisa Rahayu (Jawa Barat)
Balada Darasuta
Aliem Mustofa (Madura)
Hiduplah Kata Kata
Arief Rahmanto (Yogyakarta)
Inti Air Mata
Alirman Kampai (Sumatera Barat)
Iradat Cinta
Alvie M Rizki (Kabupaten Bandung)
Sayap Putih Kelabu
Ayu Damayanti (Ngawi)
Sampai Tua Nanti
Asep Setia Permana (Majalengka)
Musim Hujan di Pangkal Pohon
Ahmadi Sholahuddin (Sumenep, Madura)
Berjalan Menuju Kota
Adriano Julian ( Karawang )
Sayap Hitam
Ainia Praba ( Depok )
Meruah Rindu Di Bakauheni
Aris Firmansyah (Pandeglang)
Deru Jalanan Itu
Bayu Kelana (Bengkulu’)
Bukit Kaba
Benny Effendi (Sumatera Selatan’)
Kenten Laut
Catur Hari Mukti (Sragen)
Langkah Dalam Degung Adzan
Dian Kiblati (Pandeglang)
Kenangan Pantai Carita
Diah Natalia (Jakarta)
Cinta Dan Benci
Dinda A Oktavia(Yogyakarta)
Sajak Untuk Pecundang
Dyah Purbo Arum Larasati (Riau)
Sajak Putih Dari Sepetak Taman Kecil
Dormauli Justina (Palembang, Sumatera Selatan)
Rindu
Dewi Rasya ( Salatiga)
Celah Harapan
Dewi Haerunissa (Batam’)
Menunggumu di Pelabuhan Itu
Elfiyan Khafi Lah (Sumenep, Madura)
Anyir-Nyinyir-Sihir Sampai Khidzir
Eka Fajrina Haryati (Semarang, Jawa Tengah)
Bumi Tanpa Bulan
Eka Wahyu Ningsih (Surabaya)
Hajar Aswad
Faris Al Faisal (Indramayu)
Nyanyian Rindu
Fatma Ariyanti (Demak)
Di Perempatan Jalan
Fatizya Fatim (Kebumen)
Peluk Sepiku
Hariyanto (Sumenep, Madura)
Dia Si Kembang Desa
Heriwati simanullang (Sumatera Utara)
Bunda
Hafiz al Faruqi (Lampung)
Hujan
I Gede Ariawan (Klungkung, Bali)
Api Rindu
Iruddin Amri (Lombok Timur, NTB)
Kematian Yang Tenang
Ining Rustini (Arab Saudi)
Usia
Irma Mutiara Sari (Ujung Pandang)
Kelembutan Kasihmu Wahai Ibu
Iyut Muzdalifah (Gresik)
Hijrah Suci
Imam Subakti (Riau)
Jendela Rumah
Miftah Shofiyah Novianti (Lampung Barat)
Cerita Di Ujung Maret
Muhammad Lutfi (Pati, Jawa Tengah)
Kota Pati
Maulana Zandra (Solok, Sumatera Barat)
Singgah Seutas Senyuman
Muhammad Rizqan (Banjarbaru, Kalimantan Selatan)
Ada Apa Dengan Angin?
Mellisa Khuza Azzura (Tuban)
Kamuflase Rindu
M. Kupran (Kuala Lumpur, Malaysia)
- Sujudku
Nurul Amirah (Pangkal Pinang, Bangka Belitung)
Diam Caraku
Ningrum Zahrohtul Janah ( ? )
Rinduku Di Perujungan Jalan
Neng Repi (Garut)
Pulanglah Wahai Kawan
Nurul Husna Amalia (Medan)
Gaun Putih
Nanda Gunawa (Jawa Barat’)
Di Kotamu
Nurlaila (Jawa Tengah’)
Tengah Malam
Nur ‘Aini (Sumatera Barat)
Mengembala
Novi Indriani (Lamongan)
Rona Manja
Novi Ari Sandi (Pati, Jawa Tengah)
Sekeping Rindu
Nandang Budiman (Pandeglang)
Pulau Panaitan
Purnamasari Sukardi (Sulawesi Tenggara)
Cinta Yang Pergi
Pransisca (Jayapura, Papua’)
Kota Kenangan
Putra Permana (Banten’)
Tentang Bunga Itu
Q Romdani (Sumenep, Madura)
Perempuan Pagi
Rais Amin (Sumenep, Madura)
Kopi Rindu Kekasih
Ratu Amani Azzahra (Pandeglang, Banten)
Wanita Surga
Ratno Antiarno (Tangerang)
Putih Putih Kelabu
Rakhmad Andhika Dwinandra (Kendari, Sulawesi Tenggara)
Bintang Panggung
Rahimdiawati Mila Anggraini (Nganjuk)
Hati Terbuang
Rahmat Hidayat (Yogyakarta)
Terbakar Di Kobaran Rindu
R Riantian (Purwakarta)
Dalam Gelap
Rati Kencana (Jakarta’)
Kala Engkau Datang
Rian Hidayat Putra (Yogyakarta’)
Minggu Malam
Septi Pristiwati (Banyumas)
Peta Belantara
Satria Janisar (Banyuwangi)
Dansa Terakhir
Siti Tunariah (Jawa Tengah)
Bintang
Siti Nuraeni
Hanya Debu Di Air Keruh
Siti Nor Azizah (Tabalong, Kalimantan Selatan)
Mungkin Esok
Silvia Rahmawati (Sidoarjo)
Sepatu Kulit Bapak
Shofiana (Semarang)
Senyumanmu
Sahril S. Adam (Maluku Utara)
Tiga Musim
Supriyadi (Tangerang)
Tinggal Ingatan Semata
Tika Lutfianingsing (Salatiga)
Pun Sekarang Entah Esok
Tias S Astuti (Klaten)
Kawan Kesepian
Titik Nurafifah (Tegal)
Padamu, Alam Pun Merindu
Taliyatul Kholilah (Depok, Jawa Barat)
Cinta Dalam Diam
Tri Lande (Rokan Hilir, Riau)
Rindu Dalam Kesendirian
Tommy Effendy ( Jawa Timur )
Binkai Prahara
Todi M Hadis (Jambi)
Anugerah Kehidupan
Y. S. Sunaryo (Ciamis, Jawa Barat)
Rindu Di Sepotong Roti
Yani Susanti (Lamongan’)
Hidupku
Yusri Trisakti (Jawa Tengah)
Jalan Berliku
Windy (Serang)
Puisi Rindu
Wahyu Triana (Jakarta)
Sungai Berbatu
Catatan: Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Apabila sobat semua yang merasa belum lolos jangan putus asa, ya. Kami tunggu pada SIMALABA AWARD 2018 mendatang. Salam Kreatife Mandiri (SKM)
Hormat Kami,
Segenab Redaksi Majalah Simalaba
Tidak ada komentar