Gula Aren dari Pagar Dewa: Mencetak Manisnya Ekonomi Desa di Tengah Tantangan Alam
Namun, tidak semuanya berjalan mulus. Sugeng mengungkapkan bahwa musim hujan seringkali menghadirkan tantangan tersendiri. "Ketika hujan turun, kayu bakar untuk memasak nira menjadi basah dan sulit digunakan. Selain itu, memanjat pohon aren yang tinggi dan licin juga berisiko," kata Sugeng saat ditemui media ini pada 22 Juli 2024. Kendala-kendala ini menjadi bagian dari rutinitasnya yang tidak mudah, tetapi hasil dari gula aren tetap menjadi bantuan berharga bagi ekonomi keluarganya.
Pj Peratin Pagar Dewa, Yoga Sugama, mengungkapkan semangatnya untuk mengembangkan potensi produksi gula aren di pekonnya. Dengan sekitar enam puluh rumah tangga yang terlibat dalam produksi, Yoga mencatat bahwa rata-rata produksi gula aren mencapai 1,2 ton per bulan. "Saat ini, gula aren kami masih sebagian besar dijual di lingkungan sekitar. Kami ingin memperluas pasar dan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. Kami juga sedang mencari program-program yang dapat membantu industri rumah tangga ini tumbuh lebih pesat," jelas Yoga.
Harapan Yoga dan masyarakat Pagar Dewa adalah agar Pekon Pagar Dewa dapat dikenal sebagai pusat produksi gula aren yang berkualitas. Dengan dukungan dari pemerintah pekon dan upaya untuk memperluas pasar, mereka berharap semakin banyak warga yang terlibat dalam pengolahan pohon aren dan memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Gula aren dari Pagar Dewa bukan hanya sekedar produk tradisional, tetapi juga simbol dari ketahanan dan kreativitas masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi. Dengan potensi yang besar dan keahlian yang telah terasah, gula aren diharapkan akan semakin memperkuat ekonomi lokal dan menjadi salah satu andalan baru bagi kesejahteraan warga.
Tidak ada komentar