HEADLINE

Kisah Inspiratif Edo Fanzela: Mengubah Limbah Kayu Menjadi Senjata Tajam Berkualitas Tinggi

Mengubah Limbah Kayu Menjadi Senjata Tajam Berkualitas Tinggi

PAGAR DEWA - Di tengah kehidupan di Pemangku (Dusun) yang terpencil, seorang pemuda berusia 22 tahun bernama Edo Fanzela telah mengukir namanya sebagai pengusaha kreatif dan mandiri. Lulusan SMAN 1 Sumberjaya ini mengubah limbah kayu menjadi senjata tajam yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga bernilai ekonomis tinggi.

Edo menceritakan perjalanan awalnya, dimulai dari mengumpulkan limbah kayu seperti pohon kopi tua yang akan dibakar tetangga dan onggokan kayu yang terseret arus sungai. Dari bahan-bahan ini, dia mengukir gagang dan sarung untuk senjata tajam khas nusantara. Keterampilan dan pengetahuannya dalam mengukir membuat produk-produknya laris manis di pasar lokal maupun nasional, dengan pesanan dari Papua, Kalimantan, dan Pulau Jawa melalui penjualan daring.

Mengubah Limbah Kayu Menjadi Senjata Tajam Berkualitas Tinggi

Kreativitas dan Dedikasi Tanpa Batas

Meskipun berbasis di rumah orang tuanya di Pemangku Talang Atas, Pekon Marga Jaya Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Lampung Barat, Edo tidak terhalang oleh keterbatasan tempat dan peralatan yang sederhana. Semua pesanan diproduksi di sudut teras rumah berlantai tanah, dengan peralatan yang seadanya. Meskipun demikian, kualitas senjata yang dihasilkan tetap tinggi, dengan harga bervariasi dari 150 ribu hingga mendekati satu juta rupiah per bilah, tergantung jenis dan ukuran.

Selasa siang (23/7/2024), Edo terlihat sibuk mencari bahan baku di sungai terdekat. Dengan tekun, dia membawa pulang sepotong kayu tanduk yang telah lama terendam air sungai. Potongan kayu ini, selain kuat, juga memiliki corak warna hitam alami yang indah, membuatnya sangat berharga dalam pembuatan sarung dan gagang senjata tajam seperti karau dan pisau rumbai ayam.

Mengubah Limbah Kayu Menjadi Senjata Tajam Berkualitas Tinggi

Perubahan dari Limbah Menjadi Peluang

Edo memulai usaha kecil ini sejak 2020 dengan modal awal 600 ribu rupiah untuk membeli peralatan dasar seperti gerinda, bor, kikir, dan pisau ukir. Bahan baku diperolehnya secara gratis dari lingkungan sekitar, dengan mengambil kayu tanduk dan kayu kopi tua yang terbuang. Dengan semangat dan ketekunan, usahanya kini mulai berkembang pesat meskipun dalam skala kecil.

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya ruang kerja yang layak dan aksesibilitas yang terbatas di daerah terpencil ini. Edo bermimpi untuk memiliki bengkel kerja yang lebih besar dan lebih baik untuk meningkatkan kapasitas produksi serta menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.

Mengubah Limbah Kayu Menjadi Senjata Tajam Berkualitas Tinggi

Harapan dan Masa Depan yang Cerah

Edo berharap agar usahanya mendapatkan perhatian dari pemangku kebijakan setempat untuk mendukung pengembangan kerajinan lokal. Dengan dukungan yang tepat, ia yakin dapat tidak hanya meningkatkan kualitas produknya tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal di Pemangku Talang Atas dan sekitarnya.

Meskipun pernah mengalami keterisoliran yang parah, Pemangku Talang Atas tidak kehilangan potensi kreatifnya. Dengan manajemen yang baik dan dukungan yang memadai, Edo adalah contoh nyata bahwa usaha mikro dan kecil di daerah terpencil dapat menjadi motor penggerak dalam memajukan perekonomian lokal serta menciptakan lapangan kerja bagi warga setempat.

Mengubah Limbah Kayu Menjadi Senjata Tajam Berkualitas Tinggi

Kisah sukses Edo Fanzela menunjukkan bahwa dengan kreativitas, ketekunan, dan semangat yang tidak kenal lelah, seseorang dapat mengubah limbah menjadi sumber penghasilan yang berkelanjutan. Semoga usahanya terus berkembang dan menginspirasi banyak generasi muda untuk berani mengambil langkah kreatif dalam menghadapi tantangan hidup.

Reporter : Pascal

Editor : Tohjaya

Tidak ada komentar